Oleh: Fuji Pratiwi
Ibnu al-Arabi dan Jalaluddin ar-Rumi (Rumi) dikenal sebagai dua guru sastra sufi. Ibnu Arabi dikenal sebagai penulis prosa dan karya-karya ilmiah yang bisa dimengerti oleh mereka yang telah lebih dulu mempelajari hukum Islam.
Sementara, Rumi merupakan penulis puisi sufistik berbahasa Persia. Perpindahan Rumi ke Konya, Turki membuatnya dijadikan guru oleh banyak sastrawan lain di abad ke-13 seperti Nasaruddin Kodja dan Fariduddin Attar. Terlebih di abad pertengahan, Dinasti Abbasiyah memfasilitasi perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Pengaruh sastra Arab Islam menjalar hingga ke nusantara. Dalam Pengaruh Persia Pada Sastra dan Seni Islam Nusantara, Agus Sunyoto mengatakan pengaruh Persia cukup kuat dalam perkembangan sastra di Indonesia.
Pengaruh ini bermula dari interaksi yang kemudian terjadi penyerapan kosakata. Karya-karya sastra Persia yang diterjemahkan ke bahasa Melayu juga memperkaya kesustraan nusantara. Karya-karya ini umumnya berisi kisah hidup Rasulullah SAW dan para sahabat.
Tapi, sejumlah tokoh sastra pada akhir abad ke-16 di Sumatra dan Jawa mengembangkan bentuk sastra khas sendiri di tengah ramainya karya sastra Persia.
Sastrawan Islam Melayu terkenal dengan syair dan puisinya seperti Syair Perahu karya Hamzah al-Fansuri. Ada pula Nuruddin ar-Raniri dengan karyanya Bustan al-Salatin, Bukhari al-Jauhari yang menulis Taj al-Salatin, Abdul Rauf Singkel yang mencipta Syair Ma'rifah.
Sementara di Jawa, karya sastra Islam umumnya berbentuk tembang atau gancaran seperti Serat Anbiya, Serat Pepali, Serat Menak, Suluk, dan Serat Raja Pirngon. Konten karya juga meluas ke tokoh-tokoh non-Muslim seperti tokoh pewayangan.
Sastra, tulis Nasrullah Nurdin dalam makalahnya, Sastra Adab Nusantara Dalam Bingkai Sejarah, menjadi media dakwah di nusantara. Indonesia menjadi bagian wilayah Timur yang juga tidak lepas dari pengaruh kesusatraan Arab.
Pengaruh ini mulai terlihat di Indonesia pada abad ke-14 di wilayah yang berbahasa melayu. Namun, ada juga yang meyakini pengaruh sastra Arab bisa lebih awal dari itu. Sastra masuk bersama para ulama, pedagang, dan penjelajah.
Di masa awal, puisi dan prosa menjadi dua jenis sastra yang banyak berkembang. Prosa-prosa yang berkembang adalah kisah-kisah nabi dan pahlawan-pahlawan Islam.