REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pimpinan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Anders Fogh Rasmussen, Rabu, menyampaikan kekhawatiran bahwa ambisi Presiden Rusia Vladimir Putin "lebih dari" Ukraina, tempat dia dituduh mendukung pemberontakan berdarah yang dilakukan separatis pro Kremlin.
"Kami melihat pendudukan ilegal Krimea, kami melihat campur tangan kuat Rusia yang menyebabkan ketidakstabilan di timur Ukraina ," kata Rasmussen kepada wartawan saat kunjungan ke Islandia.
"Kami juga melihat Rusia berada dibalik konflik berlarut di Transnistria dan timur Moldova, di Abkhazia, Ossetia Selatan dan Georgia. "Abkhazia, Ossetia Selatan dan Transnistria merupakan daerah separatis yang kemerdekaannya diakui oleh Rusia.
Rasmussen mengatakan, Rusia berharap dapat membangun pengaruh di negara-negara sekitarnya. "Oleh sebab itu saya khawatir? ambisi Rusia akan lebih dari Ukraina," kata dia.
NATO menuduh Moskow menempatkan sekitar 20 ribu tentara di perbatasan. Sekalipun Ukraina bukan anggota NATO, sekutu telah berulang kali menyatakan dukungannya kepada Kiev dalam menghadapi "agresi Rusia."
Moskow telah membantah mendukung pemberontak di kawasan timur Ukraina yang sebagian besar berbahasa Rusia, yang melakukan perjuangan demi kemerdekaan kawasannya setelah Rusia mencaplok Semenanjung Krimea.
Kiev, yang keputusannya untuk berpaling dari Kremlin menuju Uni Eropa memicu krisis di negara itu, saat ini tengah melancarkan serangan untuk menghalau pemberontak dari daerah kekuasaan mereka.
Badan HAM PBB, Rabu, menyatakan bahwa jumlah orang yang tewas dalam konflik tersebut meningkat dua kali lipat dalam dua pekan terakhir menjadi 2.086 orang termasuk diantaranya 20 anak-anak.