REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Diduga gerilyawan menembak mati dua tentara paramiliter di Kashmir India dalam serangan militan ketiga pasukan pemerintah selama sepekan di wilayah Himalaya yang bergolak, demikian disampaikan pihak kepolisian setempat.
Orang-orang bersenjata menyerang sebuah kendaraan yang membawa tentara Pasukan Keamanan Perbatasan (BSF) dekat bandara militer di selatan Srinagar, kota utama dengan mayoritas Muslim di Kashmir India.
"Dua personil BSF meninggal dan dua terluka dalam serangan itu," kata inspektur polisi Jenderal Abdul Gani Mir kepada AFP, dan menambahkan orang-orang bersenjata segera melarikan diri setelah itu.
Serangan itu menandai serangan ketiga oleh tersangka militan terhadap pasukan pemerintah dalam seminggu. Yang pertama terjadi Senin lalu, pada malam kunjungan Perdana Menteri baru India Narendra Modi ke Ladakh di utara yang disengketakan dan juga diklaim oleh Pakistan.
Sejumlah pria bersenjata menyita kendaraan paramiliter dengan senjata, melukai serius tujuh penjaga perbatasan paramiliter. Pada Rabu, sehari setelah kunjungan Modi di mana ia ditangani tentara India yang ditempatkan di wilayah itu dan dijaga ketat militer, orang-orang bersenjata membunuh dua polisi India dan seorang warga sipil.
Sejak tahun 1989, pertempuran antara pasukan India dan sekitar selusin kelompok pemberontak mencari kemerdekaan atau penggabungan wilayah dengan Pakistan telah menewaskan ribu orang, sebagian besar warga sipil.
Modi, dalam sambutannya di Ladakh menuduh Pakistan "melancarkan perang terorisme" dengan mengirimkan militan untuk melawan India. Pakistan secara teratur membantah tuduhan tersebut.
Kashmir terbagi antara India dan Pakistan oleh perbatasan de-facto yang dikenal sebagai Garis Kontrol atau LoC dan dikendalikan secara terpisah oleh kedua negara bersaingan dan bersenjata nuklir di Asia Selatan itu.
Kedua negara terlibat tiga kali perang, dua mengenai Kashmir, sejak tahun 1947 ketika anak-benua itu dibagi kemerdekaan dari Inggris.