REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sebagian besar wilayah Gaza saat ini hanya mendapatkan aliran listrik selama enam jam setiap harinya, seperti yang dilansir Ma'an News Agency, Sabtu (16/8).
Otoritas Energi dan Sumber Daya Alam Palestina akan dapat terus memasok Gaza dengan jumlah daya tertentu setiap harinya dan akan berjalan hingga dua bulan kedepan. Namun, dikecualiklan untuk perusahaan yang ditargetkan serangan Israel lagi.
Sementara itu, otoritas akan mulai bekerja pada aliran listri yang baru dari sebuah perusahaan di Israel ke Jalur Gaza. Yang mana otoritas memta tambahan listrik sebesar 35 megawatt.
Dalam pernyataan itu juga menyebutkan, khusus untuk rumah saki, lembaga sipil dan instalasi pengolahan limbah akan selalu diprioritaskan dalam mendapatkan aliran listrik setiap harinya. Dikarenakan, guna memberikan layanan penting bagi penduduk Gaza.
Sebelumnya, serangan Israel telah menghancurkan satu-satunhya pembangkit listrik Gaza pada 29 Juli lalu. Dan, hal itu menyebabkan kerusakan dan berhenti berfungsi.
"Perbaikan pembangkit listrik ini akan memakan waktu kurang lebih satu tahun lamanya," lanjut otoritas Palestina.
Bahkan, kerusakan yang terjadi pada generator, tiang listrik, kabel tekanan tinggi, gardu listrik dan gudang pemasok aliran listrik akan menelan biaya perbaikan hingga 35 juta dolar AS. Saat ini Jalur Gaza tengah kekurangan 70 persen dari total kebutuhan daya aliran listrik.