Selasa 19 Aug 2014 16:28 WIB

Bersabar Menghadapi Sakit (1)

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Chairul Akhmad
Pasien rumah sakit.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra/ca
Pasien rumah sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, Setiap makhluk di dunia ini pasti pernah mengalami sakit. Sebagai umat Islam harus dapat menyikapi sakit sesuai dengan syariat Islam.

Ketua Yayasan Dinamika Umat Hasan Basri Tanjung mengatakan, ada dua persepsi dalam menyikapi sakit. Pertama, sakit sebagai ujian dan sakit sebagai hukuman.

“Kita harus melihat sakit sebagai ujian dan kesempatan memperbaiki diri,” ujar Hasan. Ujian dalam sakit adalah bagian untuk meningkatkan derajat ketakwaan.

Menurut Dosen Universitas Djuanda (Unida) Bogor ini, perilaku dan perbuatan yang dilakukan selalu ada dampaknya, baik positif maupun negatif. “Perilaku yang buruk biasanya mendapatkan teguran, jika sudah tidak dapat ditegur oleh sesama manusia, maka Allah SWT bisa saja menegur mereka,” ujarnya.

Sakit dapat terjadi akibat dari kesalahan manusia sendiri. “Sakit bisa karena diri sendiri yang melakukan kezaliman,” katanya.

Hasan mencontohkan orang yang tetap memakan makanan, padahal telah mengetahui makanan tersebut berbahaya dan berpengaruh pada kesehatan. Berarti dia menzalimi tubuhnya sendiri.

Allah yang memberikan sakit sebagai hukuman dan musibah bagi mereka yang menzalimi diri sendiri. Maka, sebaiknya dalam menyikapi sakit tersebut secepatnya memohon ampun dan beristighfar.

Ada pula sakit yang memang karena mendapatkan azab dari Allah SWT menimpa satu daerah dengan wabah penyakit. Hal itu merupakan penyakit yang berasal dari luar diri, maka itu merupakan teguran.

Kedua sebab penyakit tersebut sebaiknya disikapi sebagai sebuah kesempatan menyadari diri. Segala hal yang merugikan diri pasti bersumber dari perbuatan buruk yang telah dilakukan.

Namun, setiap penyakit memang ada obatnya sehingga dibutuhkan usaha bagi orang yang sakit untuk mencari pengobatan yang halal untuk mengobati penyakitnya, baik dengan pergi ke dokter maupun pengobatan sesuai syariat Islam.

“Pada akhirnya Allah SWT yang menyembuhkan segala jenis peyakit meskipun dengan berbagai perantara pengobatan,” ujarnya. Jika memang berbagai cara pengobatan belum juga disembuhkan oleh Allah, hal itu dapat dijadikan sebagai penggugur dosa.

“Setiap desahan napas orang sakit dapat menggugurkan dosa-dosanya,” kata Hasan. Dalam sakit seharusnya selalu panjatkan doa dan yakin Allah akan menyembuhkan dan mengangkat penyakitnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement