REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Perundingan selama sembilan jam antara Palestina dan Israel yang ditengahi oleh Mesir berakhir tanpa kesepakatan, Selasa (19/8) malam. Tidak ada satupun kemajuan yang tercapai dalam perundingan yang bertujuan untuk mengakhiri pertempuran di Gaza tersebut.
Delegasi Palestina mengatakan, pihaknya telah mengajukan tuntutan-tuntutan baru untuk Israel, sebagai syarat melakukan gencatan senjata permanen. Tuntutan-tuntutan itu disebut oleh delegasi Palestina masih menunggu respon Israel, selama beberapa jam mendatang.
Isrel diketahui telah mengulur-ulur waktu perundingan gencatan senjata, dengan terus memaksakan tuntutan mereka. Sementara, tuntutan-tuntutan yang telah Palestina ajukan sejak awal seperti tidak hendak dibahas oleh Israel.
"Israel terus memaksakan tuntutan yang mereka inginkan dan mengulur-ulur waktu perundingan. Kami hanya memiliki waktu selama lima jam kedepan untuk menerima respon Israel dan kami dapat menentukan langkah berikutnya," ujar Azzam Al-Ahmad, kepala delegasi Palestina, dilansir Maan News, Selasa (19/8).
Setelah tidak adanya kesepakatan gencatan senjata yang tercapai antara Palestina dan Israel, kekerasan kembali terjadi di Jalur Gaza. Israel kembali meluncurkan serangan udara yang diketahui telah menewaskan tiga warga Palestina.
Pesawat-pesawat tempur Israel juga diketahui telah menargetkan lahan-laha pertanian di wilayah Beit Lahiya, Al-Zaytoun, Al-Maghazi, Deir Al Balah, Al Qarara, Khuza, Rafah Timur, dan Shujaiyya Timur. Selama perundingan sembilan hari berlangsung, kondisi di Gaza relatif tenang.