Kamis 21 Aug 2014 13:36 WIB

Dakwah Islam di Bumi Nuu Waar (1)

Perahu Dakwah AFKN.
Foto: Dok AFKN
Perahu Dakwah AFKN.

Oleh:  Ratna Ajeng Tejomukti      

Islam agama yang pertama hadir di Papua.

Islam merupakan agama pertama yang hadir di tanah Nuu Waar. Namun, ketika Nuu Waar yang banyak orang mengenalnya dengan Irian atau Papua menjadi bagian ibu pertiwi, dakwah Islam justru tersendat.

Pimpinan Al-Fatih Kaffah Nusantara (AFKN) Ustaz M Zaaf Fadzlan Rabbani Garamatan mengatakan, saat ini media banyak menggiring opini bahwa Papua menjadi daerah yang rawan konflik antarsuku.

Padahal, peristiwa konflik hanya terjadi di segelintir daerah saja di pulau berbentuk kepala burung tersebut. Kabupaten Fak-Fak, Papua Barat, menjadi daerah yang jauh dari kata konflik.

Fak-Fak yang penduduknya 70 persen Muslim ini hidup damai berdampingan dengan penganut agama lain. Meskipun banyak penduduk agama lain tinggal di Fak-Fak namun masyarakat daerah tersebut mengharamkan babi untuk diperdagangkan di sana.

Ini tidak lain dari kuatnya dakwah Islam di Kota Satu Tungku Tiga Batu sebagai kota perjuangan. “Islam di sini menjadi agama pertama, justru agama lain yang menyebar di Irian dibawa oleh Raja Islam Tidore beberapa puluh tahun lalu,” ujar Fadzlan.

Ia mengatakan, Islam di Irian mengalami kemunduran ketika bergabung dengan Indonesia. Masyarakat hanya melaksanakan agama Islam secara ritual saja. “Mereka hanya seadanya saja melaksanakan ibadah Islam, seperti shalat lima waktu, puasa, zakat, dan  ibadah haji,” kata Tokoh Perubahan Republika 2010 ini.

Di sisi lain pemahaman fikih, syariah, dan akhlak Muslim Papua mengalami kemunduran. Bahkan, tak sedikit yang terpengaruh agama lain.

Menurut Ustaz Fadzlan, sebenarnya masyarakat Irian lebih dulu modern. Mereka sudah lebih dulu mengenal pakaian, tetapi banyak pihak membodohi mereka dengan budaya animisme dan dinamisme.

Ustaz Fadzlan bersama dengan dai di Irian mulai merencanakan untuk kegiatan dakwah. “Jangan sampai Islam terkikis di negeri kaya sumber daya alam emas dan laut ini. Mereka mulai menyebarkan kembali pengetahuan tentang Islam.”

Mereka memfokuskan kegiatan dakwah di pedalaman sambil melakukan pembinaan di daerah yang penduduknya mayoritas Muslim. “Kami mulai bergerak di daerah pedalaman Papua, seperti Wamena, Jayapura, Sorong, dan Timika,” kata Fadzlan.

Mereka dikenalkan kembali bagaimana kehidupan Islam yang indah. “Kami kenalkan mereka bagaimana ibadah Islam dari mulai shalat bahwa shalat semua harus terbebas dari hal yang kotor dengan wudhu, mandi besar, berpakaian rapi, dan wangi.”

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement