REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Petugas gabungan berhasil menjaring sedikitnya 90 kendaraan berkapasitas melebihi ketentuan dari lintasan Tol Jakarta-Cikampek dalam operasi yang berlangsung 20 hingga 21 Agustus 2014.
"Kegiatan operasi tersebut diawali dengan sosialisasi yang dilakukan pada Selasa (19/08). Selanjutnya, kegiatan operasi mulai efektif dilakukan pada Rabu (20/08)," kata Humas PT Jasa Marga Tbk Cabang Jakarta-Cikampek Iwan Abrianto di Bekasi, Kamis (21/8).
Menurut dia, penjaringan kendaraan melebihi kapasitas muat itu dilakukan menyusul adanya keluhan pengguna tol seputar kerusakan jalan, ancaman kecelakaan, hingga kemacetan lalu lintas. "Selama ini kami mendapat banyak keluhan yang disampaikan oleh pengguna jalan tol, keluhan tersebut di antaranya mengenai kecepatan rata-rata kendaraan yang seringkali di bawah ketentuan yakni 60 km/jam," ujarnya.
Menurut dia, kendaran berkecepatan di bawah 60 km/jam terjadi karena adanya truk yang melebihi kapasitas angkut.
Truk yang melebihi kapasitas seringkali tidak dapat melaju hingga kecepatan 60 km/ jam yang kemudian menghambat pengguna jalan tol lainya.
"Hal ini menjelaskan bahwa keberadaan truk yang melebihi kapasitas angkut sangat mengganggu pengguna jalan lainya, oleh karena itu kami merasa perlu untuk rutin mengadakan Operasi Simpatik Overload," ujarnya.
Pada operasi simpatik perdana, kata dia, pihaknya berhasil menjaring 55 truk yang melintas di tol tersebut.
"Sisanya, kami berhasil menjaring 35 truk yang melebihi kapasitas angkut dan 14 truk yang kondisinya tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mayoritas truk yang terjaring adalah truk dengan golongan IV dan V yang memiliki as sumbu roda atau gandar sebanyak empat sampai lima buah," ujarnya.
Operasi Simpati itu, kata dia, merupakan kegiatan rutin pihaknya setiap tiga hingga enam bulan sekali. "Kali ini kami melakukan kegiatan tersebut di Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) atau rest area yang terletak di ruas tol Jakarta Cikampek KM 33 Kelurahan Cibatu Kecamatan Cikarang Selatan Kabupeten Bekasi," ucapnya.
Kegiatan itu melibatkan petugas dari Dinas Perhubungan Kota Bekasi. TNI, kepolisian, dan petugas patroli PT Jasa Marga.
"Dalam kegiatan tersebut kami menggunakan timbangan portabel agar dapat mengetahui secara langsung mengenai berat beban yang diangkut oleh truk yang melintas di tol tersebut," ujarnya.
Pihaknya juga menggunakan alat 'speed gun' sebagai alat ukur untuk mengetahui kecepatan kendaraan yang sedang melintas.