REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) memperingatkan, selama beberapa tahun kelompok Islam State of Iraq and Syria (ISIS) merupakan ancaman paling berbahaya bagi AS.
Menteri Pertahanan, Chuck Hagel, menyatakan, serangan udara AS di Irak, berhasil perangi ISIS. Meski begitu, diduga kelompok militan tersebut telah bersatu lagi.
Petinggi militer AS, Martin Dempsey, menegaskan, ISIS tak bisa dilawan tanpa menyerang basis mereka di Suriah. Kondisi akan semakin sulit, karena mereka telah merilis video yang menunjukkan pemenggalan wartawan AS, James Foley.
Kini As mulai menyelidiki secara resmi kasus Foley, dengan Jaksa Agung Eric Holder. Sebelumnya, pasukan AS mencoba menyelamatkan Foley, dan sandera lainnya di Suriah, pada awal musim panas, namun gagal.
Mengutip BBC, Jumat (22/8), para militan dilaporkan sempat meminta tebusan sebesar 132 juta dollar AS untuk membebaskan tawanannya.
"Mereka lebih dari sekedar kelompok teroris, Mereka mempunyai ideologi, kekuatan militer yang strategis dan taktis, serta memiliki pendanaan baik," ujar Hagel.