Selasa 09 Apr 2019 01:50 WIB

Jokowi Travelling Story: Kerinci 1983 untuk Bantah Hoaks

Panitia membantah peluncuran buku Jokowi Travelling Story memiliki tujuan politik.

Pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) dan KH. Ma'ruf Amin menghadiri acara Pawai Karnaval Bersatu di Alun-Alun Ahmad Yani, Kota Tangerang, Banten, Ahad (7/4) sore. Di tengah puluhan ribu pendukungnya, Jokowi dan Kiai Ma'ruf menaiki kereta kencana.
Foto: Republika/Muhyiddin
Pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) dan KH. Ma'ruf Amin menghadiri acara Pawai Karnaval Bersatu di Alun-Alun Ahmad Yani, Kota Tangerang, Banten, Ahad (7/4) sore. Di tengah puluhan ribu pendukungnya, Jokowi dan Kiai Ma'ruf menaiki kereta kencana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buku 'Jokowi Travelling Story: Kerinci 1983' diluncurkan tidak hanya untuk menceritakan petualangan Presiden Joko Widodo kala muda bersama rekan-rekannya dari Mapala Silvagama Fakultas Kehutanan UGM yang berhasil mencapai puncak Kerinci. Peluncuran buku ini juga untuk menangkal hoaks yang sekarang bermunculan.

"Untuk menepis hal-hal yang tidak diinginkan. Lalu kita luncurkanlah buku ini. Supaya orang tahu inilah sumber yang paling benar tentang kisah Kerinci 1983," ujar Toein Bernadhie Radix, ketua panitia peluncuran buku tersebut di Jakarta, Senin (8/4).

Baca Juga

Toein menegaskan peluncuran ini juga dimaksudkan untuk membantah hoaks yang beredar bahwa presiden tidak pernah menuntut ilmu di UGM. "Banyak beredar di luar tuduhan Pak Jokowi itu tidak pernah kuliah di Gadjah Mada. Buku ini membuktikan dia pernah mendaki bersama, ada fotonya. Jadi mestinya ini cukup bisa menjadi sumber autentik Pak Jokowi itu anak kehutanan," ujarnya.

Namun, Toein membantah peluncuran buku ini memiliki tujuan politik. "Kita tidak ingin terseret politik seperti itu. Tapi banyak beredar dia bukan mahasiswa kehutanan. Sedangkan kita sebagai Mapala kehutanan merasa itu klub saya. Saya saksi mata ini benar adanya. Ini sedikit banyak meng-clear-kan nama klub kita juga," tegas mantan wakil ketua Mapala Silvagama itu.

Dalam acara peluncuran tersebut, diceritakan bagaimana presiden yang akrab disapa Jokowi itu di masa mudanya sebagai mahasiswa pernah bermimpi menaiki pesawat untuk pertama kalinya.

Fakta tersebut terungkap dalam acara peluncuran buku 'Jokowi Travelling Story: Kerinci 1983' dan diceritakan oleh rekan-rekan pendakian presiden yang akrab dipanggil Jokowi itu.

"Dulu mahasiswa tahun 80-an itu ndeso banget. Begitu dengar ada ekspedisi Kerinci. Iming-imingnya naik Hercules. Semua yang mau ikut itu tidak pernah naik pesawat, termasuk Jokowi," ujar Bambang Supriyambodo ketika ditemui di acara peluncuran.

Meski akhirnya Jokowi dan 12 rekannya dari Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Silvagama Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada itu gagal naik pesawat untuk pertama kalinya, mereka tetap berhasil sampai ke puncak Gunung Kerinci pada 1983.

"Yang pertama kali sampai ke puncak itu Jokowi, saya yang kedua," ujar rekan pendakian Jokowi yang lain, Totok Suripto.

Buku 'Jokowi Travelling Story: Kerinci 1983' menceritakan tidak hanya pendakian Silvagama.

Dalam buku itu dikisahkan juga bagaimana dalam perjalanan ke Padang, Jokowi muda dan 12 rekannya menghadapi berbagai kejadian tidak terduga seperti dihadang begal dan mengalami kecelakaan bus.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement