REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Direktur Bisnis Ritel PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, Adrian Asharyanto Gunadi, mengatakan menjelang integrasi perbankan ASEAN ada begitu banyak hal yang harus dilakukan. Nah, supaya perbankan Indonesia, khususnya Bank Muamalat tidak kalah bersaing ketika menghadapi pasar bebas, ia menyebutkan bahwa ada beberapa strategi.
Pertama, strategi jangka pendek yang diterapkan dalam kurun waktu 2013-2015. Strategi itu adalah memperkuat pondasi untuk teknologi informasi (TI) sekaligus memperkuat manajemen resiko. Artinya menjaga bank dari aspek resikonya seperti resiko likuiditas dengan menjaga dana selalu siap tersedia.
Selain itu, pihaknya memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan merekrut minimal 700 orang setiap tahunnya sebagai karyawan Bank Muamalat Indonesia.
“Kemudian kami memperkuat penetrasi pasar, memperluas jaringan kantor cabang dan menambah mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Kami juga memperbaiki kualitas dan melakukan inovasi produk,” kata dia, Kamis (4/9).
Ke depan, perbankan syariah harus mampu meningkatkan infrastruktur dan memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM). Sehingga siap menghadapi era MEA maupun era terintegrasinya bank tahun 2020 mendatang.