Jumat 05 Sep 2014 19:32 WIB

Siapkan Rakernas, Ini Tiga Isu yang akan Dibahas PDIP

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
PDI Perjuangan
Foto: indopolitika.com
PDI Perjuangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPP PDI Perjuangan menggelar pertemuan internal tertutup membahas persiapan rapat kerja nasional (rakernas). Rapat dihadiri ketua umum Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dan sejumlah fungsionaris DPP.

"Rakernas akan berlangsung 19-21 September di Semarang," kata Ketua DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira di kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (5/9) malam.

Andreas mengatakan, rakernas akan membahas sejumlah hal strategis partai selama lima tahun mendatang. Pertama, partai akan mendeklarasikan diri sebagai partai utama pendukung pemerintah. "Ibu ketum akan menyampaikan posisi PDIP sebagai partai pemerintah," ujarnya.

Dalam konteks tersebut, Megawati akan menyampaikan amanat kepada seluruh kadernya tentang perubahan mindset PDIP dari partai oposisi menjadi bagian pemerintahan. 

Seluruh kader mesti bisa membuktikan PDIP sebagai partai yang mendukung pemberantasan korupsi. "Semua kader akan diminta berhati-hati agar tidak tersandung korupsi," kata Andreas.

Hal strategis kedua rakernas menyangkut penguatan konsolidasi partai. Andreas menyatakan, Megawati ingin tiga pilar partai yang ada di level eksekutif, legislatif, dan struktural bersinergi mendukung pemerintahan. 

Kader PDIP diminta jangan asik bereuforia dengan kemenangan sehingga melemahkan cita-cita perjuangan partai. "Hal pentingnya bagaimana kita  mengubah mindset partai luar pemerintahan menjadi di dalam pemerintahan," ujar Andreas.

Hal penting ketiga rakernas menyangkut persiapan kongres PDIP 2015. Namun Andreas tidak mau menjelaskan secara rinci apakah rakernas akan membahas soal kandidat ketua umum PDIP.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement