REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebuah situs berita Kristen baru – baru ini menghapus artikel yang dipublikasikan berjudul, kenapa saya sangat islamophobik.
Tulisan itu dibuat oleh Gary Cass. Dalam artikel tersebut, masih memprovokasi bahwa muslim dan Kristen tidak bisa hidup bersama. Hal ini menggambarkan situasi yang terjadi di Timur Tengah.
Kristen masih menjadi target pembantaian dan dibuang dari kehidupan yang berdampingan dengan muslim selama berabad – abad.
“Saya mengaku sebagai islamophobik (pembenci Islam, red), tapi untuk alasan yang bagus,” ujar Cass.
Ketakutannya bukan yang tidak masuk akal berdasarkan kesombongan. Ini adalah yang menyejarah, dipandang dengan jernih, berdasarkan informasi, dan ketakutan atau kebencian yang rasional.
Bayangkan, jelasnya, ISIS memperlakukan pewarta Amerika seperti itu (dipancung, red), membunuh, yaitu membunuh. Mereka (ISIS) meyakini telah mendapatkan amanah Tuhan untuk menguasai dunia.
Organisasi korban 11 September sedang mencari dana sebesar 10 ribu US melalui crowdrise.com. mereka ingin memasang iklan di bus – bus New York untuk melawan sikap antimuslim. Hingga Senin siang kemarin, mereka baru bisa mengumpulkan 100 USD.
Organisasi ini mengkampanyekan, dengan mengembangkan dan membela aksi nonkekerasan untuk keadilan, kami ingin menghancurkan lingkaran penyimpangan yang belakangan ini diwarnai terorisme dan peperangan.
“Kami ingin mengakui pengalaman keseharian dengan semua orang yang dianiaya di seluruh dunia. Kami ingin membuat dunia yang lebih aman dan damai untuk semua orang.”
Semenjak peristiwa 11 September awal milenium ketiga lalu, keluarga korban menunjukkan kebencian terhadap muslim dan juga Sikh, serta berbagai tradisi berbau timur tengah.
“Kami ingin bersatu untuk secara positif mendorong ini semua untuk diakhirkan."
Bulan kemarin, sebuah investigasi ormas American Civil Liberties union (ACLU) menerangkan program misterius, yang dimulai pada 2008 dibawah pemerintahan George Walker bush.
Program tersebut ingin mengidentifikasi muslim yang berhubungan dengan terorisme. Program itu dikabarkan masih berlanjut di era Presiden Obama.
Program ini memblaklis pendaftar yang melanggar hukum dan memprofilkan muslim sebagai konsen keamanan nasional
Laporan ACLU menerangkan, dengan program keamanan nasional ini, telah terjadi pemisahan warga Amerika dari orang Arab dan Muslim, cina, dan orang – orang Asia, dalam kehidupan, pemukiman, bahkan rumah sakit jiwa.