REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih Joko Widodo telah menolak pengadaan mobil mewah Mercy untuk calon menterinya sejak Agustus lalu. Namun ternyata pengadaannya tetap berjalan.
Hal itu diungkapkan Direktur Pusaka Trisakti Fahmi Habsyi ketika menanggapi pembelian itu Selasa (9/9) di Jakarta siang tadi. "Aneh lha wong Jokowi nya sejak awal menolak pengadaan itu sejak awal disampaikan Sekneg, tapi tetap ngotot aja diadakan tendernya," kata Fahmi.
Menurut Fahmi, kalau sudah "aneh-aneh" dan ngotot tentang sebuah tender, sebaiknya Jokowi meminta tender ini dibatalkan.
Jika alasan bahwa usia mobil dinas lama sudah di atas 5 tahun dan perlu biaya perawatan besar, menurut Fahmi, maka lebih murah kalau Honda Accord atau Toyota Camry. Ini bisa hemat Rp70 miliar hingga Rp80 miliar.
Dengan kondisi telah ditenderkan di masa pemerintahan SBY, menurut Fahmi, sebaiknya Jokowi meminta saran KPK untuk menyelidiki pengadaannya, dan meminta pendapat BPK dan KPK jika kendaraan tersebut dilelang atau dijual kembali untuk dimasukkan kas negara.
"Soal tender mercy buat menteri simple solusinya. Jika Mr.Sudi tetap ngotot padahal "bos"nya sudah lengser dan Jokowi menolak sejak diinfokan Agustus. Duet Jokka (Jokowi-Kalla) curhat saja pada KPK jika ada yang tidak beres, Pulang dari Kuningan saya optimis ATPM Mercy berubah pikiran," ungkapnya.