REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan amil zakat nasional (Baznas), mengklaim kesadaran masyarakat akan membayarkan zakat mengalami kenaikan sejak sepuluh tahun terakhir. Kenaikan antara 10-15 persen per tahun ini bagi Baznas sangat positif.
Mengingat, zakat yang dikelola BAZ bisa langsung didistribusikan ke mustahik (penerima). Ketua Baznas Didin Hafidhuddin, mengatakan dana zakat yang terkumpul pada 2012 lalu, mencapai Rp 2,3 triliun.
Kemudian, pada 2013 bertambah jadi Rp 2,7 triliun. Tahun ini, ditargetkan meningkat antara Rp 3,3-3,3 triliun. "Untuk pemberian ke mustahiknya, paling lama sembilan bulan sejak waktu terkumpul. Kalau sudah sembilan bulan, nilai kami sangat jelek," ujar dia, Selasa (9/9).
Sementara itu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra), Agung Laksono, meminta supaya kementerian agama (Kemenag) lebih pro aktif lagi dalam menyusun langkah pengotimalan zakat. Pasalnya, zakat ini sebagai salah satu sarana pengentasan kemiskinan.
"Zakat harus terus digenjot," ujarnya. Agung menyebutkan, berdasarkan data BPS terbaru, angka kemiskinan di awal pemerintahan SBY-Boediono atau sekitar lima tahun lalu, mencapai 17,9 persen.
Pada Maret kemarin, angkanya menurun jadi 11,75 persen. Angka tersebut, sedikit di atas target yakni 10 persen. Karenanya, zakat ini harus dioptimalkan.