REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menyatakan siap untuk tidak populer dalam menjalankan pemerintahannya. Khususnya terkait dengan masalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Menurutnya, tantangan ke depan akan berat. Apalagi, besarnya subsidi BBM kebanyakan dinikmati orang-orang yang naik mobil pribadi.
"Subsidi inilah nantinya yang akan dialihkan untuk diberikan nelayan, petani, pembangunan irigasi, kesehatan dan pembangunan insfrastruktur lainnya. Negara tidak bisa secara terus-menerus memberikan subsidi seperti ini," katanya di Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (13/9).
Ia mengatakan, pemberian subsidi seperti ini akan membuat rakyat hidup konsumtif. Padahal, negara harusnya produktif, bukan konsumtif.