Rabu 17 Sep 2014 00:20 WIB

Pedagang Makanan Mulai Beralih ke Elpiji Tiga Kilogram

Pekerja menata tabung gas elpiji 3 Kg di salah satu agen gas elpiji (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja menata tabung gas elpiji 3 Kg di salah satu agen gas elpiji (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Sejumlah padagang makanan yang ada di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah beralih menggunakan elpiji 3 kg, karena dianggap lebih murah dibanding dari harga elpiji 12 kg.

Pantauan di Palangka Raya, Selasa, pedagang makanan yang sebelumnya menggunakan elpiji 12 kg mulai beralih menggunakan elpiji ukuran 3 kg karena harga elpiji 3 Kg hanya Rp 18.000, sedangkan elpiji 12 kg mencapai Rp 95.000 hingga Rp 120.000

Salah seorang pemilik Warung Makan, Dewi mengatakan, dirinya beralih ke elpiji 3 kg karena tidak ingin menaikan harga makanan yang dijual kepada para pelanggannya.

"Tidak ada pilihan lagi mas, kecuali beralih ke elpiji ukuran 3 kg, mau naikan harga atau mengurangi `porsi` takutnya pembeli malah lari dan tidak mau beli disini. Apalagi kalau menggunakan minyak tanah, sudah susah dicari dan mulai langka, walaupun ada harganya pasti mahal," katanya.

Menurut dia, tabung 12 kg dapat digunakan selama kurang lebih lima hari, namun menggunakan tabung ukuran 3 kg biasanya menghabiskan satu tabung dua hari.

Hal senada juga dikatakan pedagang makanan lainnya, Budi. Ia menggunakan tabung 3 kg dirinya dapat menekan biaya produksi dibandingkan dengan tetap menggunakan tabung 12 kg.

"Yang pastinya saat menggunakan tabung 3 kg kami bisa berhemat, karena lebih murah dan harganya terjangkau yang mempunyai usaha kecil-kecilan," ujarnya.

Ia menilai, kenaikan harga elpiji 12 kg sangat berdampak bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), sebab pasti akan ada pengaruh bagi peningkatan biaya produksi dan lainnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement