Senin 22 Sep 2014 10:03 WIB

Giliran Perpustakaan Muslim Crimea Diduduki Moskow

Muslim Crimea
Foto: www.huffingtonpost.com
Muslim Crimea

REPUBLIKA.CO.ID, SIMFEROFOL -- Kekhawatiran Muslim Crimea soal trauma masa lalu menjadi kenyataan. Belum lama ini, Rusia menutup perpustakaan Muslim Crimea dan menggantinya dengan Lembaga Anggaran Negara.

Yang membuat Muslim Crimea marah, perpustakaan ini merupakan salah satu warisan penting. Perpustakaan itu dinamakan Ismail Gasprinsky, politikus, reformis, pendidik, intelektual dan penerbit Muslim Crimea.

Sebelumnya, Muslim Crimea juga dikejutkan dengan kebijakan Rusia yang mengusir Muslim Crimea dari gedung Majelis di Simferofol. "Ini adalah razia, mereka (Rusia-red) membuat klaim yang tidak masuk akal. Ini perampokan," kata pemimpin Muslim Crimea, Mustafa Jemilev seperti dilansir onislam.net, Senin (22/9).

Pimpinan kelompok Crimea Pro-Rusia, Sergey Aksyonov mengatakan penutupan perpustakaan itu dikarenakan adanya laporan soal buku-buku yang dilarang Moskow. "Dalam hal ini, dinas intelijen Rusia melakukan pekerjaan mereka. Lalu mereka temukan ada buku-buku terlarang di sana," ucapnya.

Bagi Muslim Crimea, tindakan Moscow tak memberikan mereka pilihan lain. Mereka terpaksa memenuhi tuntutan pemerintah.

"Kami tidak memiliki kekuatan untuk melawan otoritas Crimea," ucap Kepala Majelis Muslim Crimea, Refat Chubarov.

Pada masa Stalin, banyak warga Crimea diusir lantaran dianggap bersekutu dengan Nazi. Pengusiran itu baru berhenti pada era pemerintahan Nikita Kruschev. Di masa Kruschev, Crimea diserahkan kepada Ukraina. Setelah lama menjadi bagian dari Ukraina, Crimea dianeksasi Rusia. Meski tidak diakui, Moskow telah menjalankan kebijakan secara penuh di semenanjung tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement