REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa keemasan Islam, ilmu kedokteran berkembang dan rumah sakit dibangun di mana-mana. Di Baghdad, terdapat rumah sakit yang dikepalai oleh Yuhanna bin Masawyh dan menjadi model sejumlah rumah sakit lainnya di kota itu.
Salah satunya yang paling terkenal, yakni Rumah Sakit Al-Aududi. Rumah Sakit ini dibangun oleh salah seorang khalifah Abassiyah di Baghdad bernama Adud ad-Dawlah.
Rumah sakit yang dikepalai langsung oleh Al Razi, seorang dokter Muslim terkemuka itu, menjadi poros baru aktivitas medis sekaligus pusat perkembangan ilmu kedokteran Islam, menggantikan Jundishpur. Ketika baru berdiri, Rumah Sakit Aududi mempekerjakan 24 dokter, termasuk dokter spesialis fisiologi, mata, bedah dan tulang.
Seseorang bernama Zubair yang membuat catatan tentang rumah sakit ini mengatakan, bangunan fisik Rumah Sakit Al-Aududi tampak seperti kastil yang sangat besar. Pasokan air rumah sakit diperoleh dari Sungai Tigris.
Manajemen perawatan yang tertata rapi menjadi ciri khas Rumah Sakit Al-Aududi. Para pasien juga dibedakan antara pasien inap dan rawat jalan. Sayangnya, bangunan rumah sakit ini hancur bersamaan dengan invasi tentara Tartar (Mongol) pimpinan Hulagu Khan yang menyerbu Baghdad pada 1258 M.
Tak cuma Baghdad, di beberapa wilayah lainnya, ilmu kedokteran Islam juga terus mengalami perkembangan. Di ibu kota Mesir lama, yakni Al Fustat misalnya, seorang gubernur Mesir pada masa Dinasti Abbasiyah bernama Ahmad Ibn Tulun membangun sebuah rumah sakit pada 872 M. Adapun yang menjadikannya berbeda dari rumah sakit lainnya, yakni terdapat perpustakaan berisi literatur medis yang kaya di dalamnya.
Rumah sakit megah bernama Al-Qairawan juga berdiri pada 830 M di Kota Ad-Dimnah. Rumah sakit ini sudah menerapkan sekat pemisah antara ruang tunggu pengunjung dan pasien. Rumah sakit terkemuka juga berdiri di Damaskus, Suriah. Namanya Rumah Sakit Al-Nuri yang didirikan pada 1154. Al-Nuri mengacu pada nama panglima perang Muslim pertama yang berhasil mengalahkan tentara Salib, Nur al-Din al-Zangi.
Rumah Sakit Al-Nuri merupakan rumah sakit pertama yang menerapkan sistem rekam medis. Sebuah terobosan awal yang sangat langka pada masa itu. Dalam perkembangannya, rumah sakit ini juga berperan sebagai sekolah kedokteran.
Sederet ilmuwan ternama tercatat pernah menuntut ilmu di Al-Nuri. Salah satunya, Ibnu An-Nafis. Ia merupakan ilmuwan pertama yang secara akurat mendeskripsikan sistem peredaran darah dalam tubuh manusia.