Para pelajar Indonesia se-dunia yang baru saja menyelesaikan simposium di Tokyo (Jepang) mendesak Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) memperbaiki manajemen dalam pengelolaan program beasiswa. Terutama bagi para mahasiswa Indonesia yang melanjutkan pendidikan di luar negeri.
Belakangan ini keluhan mengenai berbagai masalah yang dihadapi oleh para mahasiswa Indonesia di luar negeri yang diberangkatkan dengan beasiswa Dikti, muncul dalam berbagai pemberitaan di Indonesia.
Dalam pertemuan selama tiga hari (20-22/9) di Tokyo tersebut, pertemuan PPI Dunia yang dihadiri oleh perwakilan pelajar Indonesia dari 23 negara juga membicarakan hal tersebut. Mereka kemudian mengeluarkan pernyataan bersama dengan Perhimpunan Karyasiswa Dikti Luar Negeri (PKDLN), yang diterima oleh wartawan ABC L. Sastra Wijaya di Melbourne.
Dalam pernyataan ini berdasarkan fakta dan datang yang dihimpun memang telah terjadi permasalahan dalam pengelolaan beasiswa Dikti yang telah berdampak cukup serius terhadap keberlangsungan studi para mahasiswa Indonesia di luar negeri.
Pernyataan ini melanjutkan bahwa permasalahan ini selalu terjadi dan sudah berulang kali dalam beberapa hal.
"Pola pengelolaan anggaran dan keuangan. Keterlambatan pembayaran tuition fee dan living allowance, masa studi dan prosedur perpanjangannya, tidak ada upaya proaktif untuk menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri, dan hambatan komunikasi antara karyasiswa Dikti dengan Dikti." tulis pernyataan yang ditandatangani oleh Koordinator PPIA Dunia yang baru Ahmad Almaududy Amry yang sedang melanjutkan pendidikan di University of Wollongong di Australia dan Ketua PKDLN M Nasir Sonni yang sedang melanjutkan pendidikan di Inggris.
Oleh karena itu, PPI Dunia meminta dan mendesak Dikti dapat melakukan evaluasi dan perbaikan manajemen terhadap berbagai permasalahan tersebut, agar dikelola menjadi lebih profesional dengan mengutamakan pelayanan masyarakat.
Mereka juga meminta ketika merumuskan solusi permanen yang kongkret terkait permasalah ini, PPI Dunia berharap agar perwakilan mahasisa khusus yang terhimpun dalam PKDLN, dapat diikutsertakan untuk berdialog dalam pembahasan untuk mencari solusi yang menyeluruh dan permanen.
PPI Dunia juga mendukung adanya gagasan untuk melakukan pengalihan pengelolaan beasiswa Dikti ini ke Badan Layanan Umum (BLU), bila memang permasalahan yang ada ini tidak dapat terselesaikan.
Dalam pertemuan PPI Dunia ini, Ahmad Almaududy Amry yang juga adalah Ketua PPI Australia terpilih sebagai Koordinator PPIA Dunia untuk 2014-2015 melanjutkan estafet sebelumnya dari Pan Mohammad Faiz, yang juga sebelumnya adalah Ketua PPI Australia yang menjadi koordinator di tahun 2013-2014.