Selasa 30 Sep 2014 16:29 WIB

Ekspor Batik Indonesia Naik Jadi 300 Juta Dolar AS

Batik menjadi salah satu produk Indonesia yang dijual dalam rangka meramaikan Indonesia Festival di Wassenar, Den Haag, Belanda.
Foto: Antara
Batik menjadi salah satu produk Indonesia yang dijual dalam rangka meramaikan Indonesia Festival di Wassenar, Den Haag, Belanda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekspor batik Indonesia meningkat dari 32 juta dolar AS pada 2008 menjadi 300 juta dolar AS pada 2013.

"Negara tujuan ekspor batik terbesar adalah Amerika Serikat, Jerman dan Korea Selatan," kata Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto di Kementerian Perindustrian di Jakarta, Selasa (30/9).

Ia mengatakan dengan tingginya minat pasar mancanegara tersebut, maka penting adanya perlindungan hak karya intelektual perajin untuk menjamin keunggulan industri dan perdagangan.

"Kementrian berupaya memberikan perlidungan untuk perajin batik dalam memberikan fasilitas pemberian merek, hak paten, rahasia dagang ataupun desain industri," katanya.

Dengan upaya ini ia berharap tidak akan ada pembajakan oleh masyarakat Indonesia sendiri atau oleh pengusaha dari negara lain.

Pembina Yayasan Batik Indonesia, Dodi Supardi mengatakan batik Indonesia tidak mengenal batik "printing" yang banyak dilakukan oleh pengusaha tekstil Indonesia.

"Batik Indonesia yang asli hanya ada tiga yaitu batik tulis, batik cap dan batik kombinasi tulis dan cap," kata dia.

Untuk menjaga keaslian batik Indonesia ia berusaha agar batik-batik printing yang bukan dari Indonesia diberi tulisan di kain tersebut bahwasannya itu batik "printing".

Selain itu untuk membedakan batik tulis dengan yang lain pihaknya mengupayakan agar batik tulis diberi label dengan tinta emas, batik cap dengan tinta perak dan kombinasi tulis dan cap dengan tinta putih.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement