Rabu 01 Oct 2014 13:47 WIB

Ukraina akan Pertahankan Bandara Donetsk

Rep: Gita Amanda/ Red: Julkifli Marbun
Donetsk
Foto: [ist]
Donetsk

REPUBLIKA.CO.ID, DONETSK-- Pasukan pemerintah Ukraina akan tetap mempertahankan Bandara Donetsk, pasca penyerangan pasukan pemberontak yang menewaskan tujuh tentara Ukraina. Bandara Donetsk dianggap memiliki nilai strategis yang sangat besar, sehingga layak dipertahankan.

Juru bicara militer Ukraina Andriy Lysenko mengatakan, pasukan pemerintah telah menghancurkan tank yang menembaki kendaraan lapis baja Ukraina. Pasukan juga menurutnya akan tetap berada di bandara Donestk.

Bandara Dontesk memiliki nilai strategis yang sangat besar. Terutama sejak bandara tersebut dapat digunakan untuk pesawat militer dalam jumlah besar.

"Bandara Donetsk akan tetap berada di bawah kendali militer Ukraina," kata Lysenko.

Sebelumnya tujuh tentara Ukraina tewas dan 27 lainnya terluka akibat tembakan tank di dekat bandara Donetsk, pada Senin (29/9). Selain itu sejumlah rumah pribadi maupun gedung pemerintahan rusak, setelah artileri pemberontak menembaki wilayah tersebut.

Insiden ini tercatat sebagai yang terburuk bagi militer Ukraina, sejak gencatan senjata mulai berlaku pada 5 September. Lysenko mengatakan, serangan separatis melanda daerah dekat bandara sejak Ahad (28/9) malam.

"Selama serangan malam, kendaraan lapis baja Ukraina berisi kru dan unit paratoop, ditembaki langsung oleh tank," kata Lysenko.

Pertempuran intensif menurut Lysenko membawa kerugian besar bagi pasukannya. Ia mengatakan, ditempat terpisah insiden lain menewaskan dua tantaranya. Sehingga dalam 24 jam terakhir sembilan tentara Ukraina tewas.

Lysenko menuduh separatis dan tentara bayaran Rusia melakukan serangan. "Meskipun gencatan senjata, para teroris dan tentara bayaran Rusia terus menembaki markas pasukan anti-teroris," ujarnya.

Moskow selama ini membantah pasukannya berperan langsung dalam konflik bersenjata atau pada separatis. Tapi Kiev dan pemerintah Barat mengatakan memiliki bukti tak terbantahkan terkait hal tersebut.

Dalam insiden terpisah CNN melaporkan, tiga warga sipil tewas dan lima lainnya terluka dalam penembakan di Donetsk.

Serangan separatis merusak pernyataan optimistis Presiden Ukraina Petro Poroshenko pekan lalu. Kala itu ia menyatakan, hal terburuk terkait perang melawan separatis sudah berakhir. Ia juga memuji fakta bahwa bentrokan militer telah berkurang dan tak ada lagi korban militer.

"Saya tak memiliki keraguan bahwa bahaya perang sudah berlalu," katanya pada wartawan, dikutip dari Reuters.

Poroshenko tengah berupaya mengakhiri konflik dan mengejar reformasi. Ini semua dirancang untuk membuat negara kembali normal, agar dapat bergabung dengan Eropa. Poroshenko menginginkan suasana relatif tenang untuk rakyat Ukraina melakukan pemilihan parlemen 26 Oktober mendatang.

Pejabat HAM PBB mengatakan pada 23 September, sejauh ini lebih dari 3.500 orang telah tewas akibat konflik Ukraina. Termasuk 298 orang yang tewas saat pesawat komersial Malaysia ditembak jatuh di wilayah Donetsk, Juli silam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement