Kamis 02 Oct 2014 16:29 WIB

Ceu Popong: Kalau Masuk Politik Harus Siap Mental

Rep: c57/ Red: Ratna Puspita
Pimpinan DPR Sementara Popong Djundjunan jadi trendic topic di twitter
Pimpinan DPR Sementara Popong Djundjunan jadi trendic topic di twitter

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Popong Otje Djundjunan mencuri perhatian pada rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang berlangsung sejak Rabu (1/10) malam hingga Kamis (2/10). Gaya bicara dan aksen Sunda perempuan yang akrab disapa Ceu Popong ini mengundang perhatian masyarakat yang menyaksikan sidang itu melalui layar kaca. 

Sidang paripurna DPR itu diwarnai hujan interupsi oleh politikus dari partai pengusung Joko Widodo-Jusuf Kalla. Interupsi yang dilontarkan seperti microphone yang mati hingga penyebutan Ceu Popong sebagai nenek tua yang tidak layak memimpin sidang. 

Bahkan, sejumlah anggota legislatif sempat menghampiri meja pemimpin sidang. Sehingga, Ceu Popong harus menskros sidang. Dia juga harus dibawa keluar ruangan oleh pengamanan gedung parlemen. 

Ceu Popong mengaku tidak terganggu dengan berbagai interupsi itu. Perempuan yang sudah lima periode duduk sebagai wakil rakyat ini sudah terbiasa dengan suasana sidang yang diwarnai hujan interupsi. 

Menurut perempuan berusia 76 tahun ini siapapun yang turun ke politik harus memiliki mental yang kuat. "Kalau tidak siap mental mah jangan terjun ke dunia politik atuh. Ini pelajaran untuk kalian semuah, yah. Jadi, harus siap mental. Kalau nteu (tidak) siap mental kumaha (bagaimana)?" kata dia, usai sidang, Kamis (2/10) 

Perempuan kelahiran 30 Desember 1938 ini menikmati suasana sidang yang penuh dengan perdebatan. Menurut dia, suasana sidang justru menunjukkan demokrasi sedang tumbuh di negara ini.

"Bagus. Hidup. Harus begitu kan. Kalau sidangnya jempling (tenang) saja enggak lucu kan. Jadi, itu menggambarkan bahwa memang demokrasi di negara kita sudah berjalan," ujar Ceu Popong.

Pada sidang tersebut, partai pengusung Jokowi-JK menolak usulan menggelar pemilihan pemimpin DPR periode 2014-2019. Partai pengusung Jokowi-JK, yaitu PDI Perjuangan, PKB, Partai Hanura, dan Partai Nasdem. 

Namun, Ceu Popong memutuskan melanjutkan agenda sidang. Sebab, dia sudah menutup rapat konsultasi dengan kesepakatan melanjutkan agenda sidang dengan pemilihan pemimpin DPR. 

Para politikus dari partai pengusung Jokowi-JK pun terus menginterupsi selama sidang. Karena sidang terus dilanjutkan dengan pembacaan usulan dari fraksi-fraksi, empat partai pengusung Jokowi-JK pun memutuskan keluar ruangan. 

Ceu Popong menyatakan, walk out merupakan hak setiap fraksi sehingga tidak perlu dihalangi. Ceu Popong juga tidak mempermasalahkan dengan tudingan fraksi-fraksi itu kalau dia tidak memimpin sidang dengan demokratis. "Kalau menganggap boleh saja. Hak mereka untuk menganggap begitu," kata dia. 

Berdasarkan aturan, sidang DPR dipimpin oleh anggota tertua dan termuda. Popong menjalankan tugas itu bersama Ade Rezky Pratama sebagai anggota DPR termuda. 

Istri mantan wali kota Bandung Otje Djunjunan ini mengatakan, dia tidak merasa lelah memimpin sidang hingga dini hari. "Tidak apa-apa. Saya tidak capek, tidak kenapa-kenapa. Saya juga tadi puasa. Gitu, nyak," ujar dia. 

Ceu Popong pun berhasil menyelesaikan tugasnya sebagai pemimpin sidang. Ceu Popong mengesahkan paket pemimpin DPR yang terpilih dengan cara aklamasi setelah PDI Perjuangan, Partai Nasional Demokrat, PKB, dan Partai Hanura memutuskan walk out

Politikus Partai Golkar Setya Novanto terpilih sebagai ketua. Setya terpilih bersama empat wakil ketua dari partai-partai anggota Koalisi Merah Putih. Yaitu, Fahri Hamzah (Fraksi PKS), Taufik Kurniawan (Fraksi PAN), Agus Hermawan Hermanto (Fraksi Partai Demokrat), dan Fadli Zon (Fraksi Gerindra). 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement