Ahad 05 Oct 2014 22:45 WIB

Cina Ingin Jalur Laksanama Cheng Ho Dibuka Kembali

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agung Sasongko
Selat Malaka
Foto: .
Selat Malaka

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pemerintah Indonesia mendapat tantangan dari pemerintah Cina. Negeri tirai bambu tersebut juga mengusulkan pembentukan alur perdagangan jalur sutera maritim abad 21. Jalur tersebut, membuka alur perdagangan laut Laksamana Cheng Ho.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, mengatakan, mengatakan, sudah lama Cina mengusulkan jalur perdagangan laut Laksamana Cheng Ho itu dibuka. Hal itu, guna memermudah perdagangan. Jalur yang akan dibangun ini, meliputi Laut China selatan, Palembang, Malaka, India dan Timur Tengah.

"Dulu, jalur perdagangan ini sangat terkenal. Makanya, Cina ingin jalur ini kembali diaktifkan," ujar Bayu, akhir pekan kemarin.

Selain untuk memermudah perdagangan, lanjutnya, pengaktifan lagi jalur ini sebagai upaya menghidupkan kembali keterikatan maritim antara Cina-Indonesia.  Akan tetapi, usul tersebut masih dalam pembahasan. Jadi, Indonesia belum menyepakatinya.

Menurut Bayu, bisa saja usul Cina itu diperhitungkan. Mengingat,Cina merupakan  motor penggerak pada ekonomi global ASEAN-China Free Trade pada 2015-2025 mendatang. Jadi, usulan ini harus diperhatikan juga.

Namun, Indonesia juga tak akan menelan bulat-bulat usulan itu. Karena, perlu pembahasan efek negatif dan positif bila jalur perdagangan zaman dulu itu kembali dibuka.

"Kita harus, memaksimumkan kepentingan nasional. Tapi, kita juga tidak apriori terhadap usulan Tiongkok tersebut," ujarnya.

Menurut Bayu, usulan Cina ini sebagai langkah untuk menutup golden decade dan memasuki diamond decade. Meski demikian, Indonesia tetap harus memiliki strategi untuk menghadapi semuanya. Apalagi, usulan-usulan Tiongkok tersebut untuk mendorong perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik.

"Jadi, kita tetap harus waspada serta dan menyiapkan antisipasi sejak dini," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement