Sabtu 08 Feb 2025 22:02 WIB

Komisi IX DPR Minta Pemotongan Anggaran tak Ganggu Pemeriksaan Kesehatan Gratis

PKG merupakan program prioritas pemerintah yang akan segera digelar.

Warga melakukan pemeriksaan di Puskesmas Mampang Prapatan, Jakarta, (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Warga melakukan pemeriksaan di Puskesmas Mampang Prapatan, Jakarta, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris mengatakan pemotongan anggaran kesehatan sebesar Rp 19,6 triliun pada tahun 2025 jangan sampai mengganggu layanan kesehatan masyarakat, terlebih Pemerintah akan memulai program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG).

Menurut dia, PKG merupakan program prioritas pemerintah yang akan segera digelar pada hari Senin (10/2/2025). Keterbatasan anggaran pun tidak bisa dijadikan alasan tidak dilakukannya layanan kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat secara promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Baca Juga

"Skala prioritas program perlu dilakukan untuk siasati keterbatasan anggaran. Namun, tidak dengan menghilangkan salah satu jenis layanan kesehatan tersebut," kata Charles saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu (8/2/2025).

PKG bagi warga yang sedang berulang tahun, kata dia, bakal ada pemeriksaan belasan jenis (potensi) penyakit. Dengan demikian, masyarakat akan mengetahui gangguan kesehatannya. Dengan pengecekan itu, menurut dia, tidak menutup kemungkinan masyarakat akan langsung melakukan pengobatan lanjutan ke fasilitas kesehatan dengan layanan yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

Dengan begitu, peningkatan pelayanan kesehatan kuratif (pengobatan) pasca-PKG ini harus bisa diantisipasi pemerintah di tengah pengurangan anggaran besar-besaran di sektor kesehatan. "Jangan sampai ketika ada lonjakan pengobatan lanjutan terhadap gangguan kesehatan masyarakat yang diketahui lewat PKG, layanan kesehatannya malah tidak optimal dengan alasan keterbatasan anggaran," kata wakil rakyat yang berada di komisi yang membidangi kesehatan, ketenagakerjaan, dan jaminan sosial ini.

Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa program Cek Kesehatan Gratis yang menjadi program kesehatan dengan target terbesar sepanjang sejarah RI, yakni 280 juta orang, resmi diluncurkan dan akan dimulai pada hari Senin besok.

Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Maria Endang Sumiwi di Jakarta, Jumat (7/2/2025), mengatakan bahwa program itu guna mencegah dan menangani risiko penyakit penyebab kematian terbesar di tiap siklus hidup.

photo
Pemerintah melakukan pemangkasan anggaran kementerian dan lembaga. - (Republika.co.id)

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement