REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Setidak-tidaknya dua warga Singapura diketahui ke Suriah untuk berjuang dengan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), meskipun keberadaan pasti mereka tak diketahui, kata Wakil Perdana Menteri Singapura Teo Chee Hean, Selasa (7/10).
Teo mengatakan kepada parlemen bahwa pihak berwenang di Singapura akan terus menyelidiki siapa pun menyatakan dukungan kepada terorisme atau berminat membantu kekerasan.
Dia mengatakan eskalasi kekerasan di Suriah dan Irak selama tiga bulan terakhir dan perluasan ancaman Negara Islam (IS) di luar perbatasan kedua negara telah menaikkan ancaman yang diajukan kepada Singapura.
ISIS terus aktif merekrut para pejuang asing termasuk dari Asia Tenggara, dan kebrutalan tidak terbatas pada pemenggalan Barat, tetapi juga pembunuhan kelompok Muslim lainnya dan kelompok-kelompok minoritas di Suriah dan Irak, katanya.
"Kami tidak memiliki informasi saat ini mengenai ancaman khusus untuk kita, yang diakibatkan langsung dari pemenggalan IS dan serangan-serangan anti-IS," katanya.
"Namun, penilaian kami tetap bahwa perluasan ancaman ISIS di luar Suriah dan Irak telah meningkatkan ancaman tidak hanya bagi negara-negara yang merupakan bagian dari koalisi pimpinan AS tetapi juga Singapura," katanya.
Bahkan, jika Singapura sendiri tidak ditargetkan, pihak asing mungkin berminat untuk menargetkan," katanya, mengutip contoh bagaimana Alqaidah bekerjasama dengan Jemaah Islamiyah (JI) berencana mengebom kedutaan AS dan kedutaan lain di sini pada tahun 2002.
Ada juga laporan bahwa beberapa warga Malaysia dan Indonesia telah berjuang untuk ISIS dan membentuk kelompok militan yang disebut Katibah Nusantara Lid Daulah Islamiyyah, atau Kepulauan Melayu
"Jika kelompok ini memperluas di Asia Tenggara, itu akan menimbulkan ancaman terorisme regional seperti jaringan terirus JI, yang juga bertujuan untuk mendirikan Nusantara Islam Asia Tenggara yang mencakup Singapura, melalui penggunaan kekerasan dan terorisme," kata Teo.