REPUBLIKA.CO.ID, HONGKONG -- Pemerintah Hongkong dan pemimpin demonstrasi mahasiswa setuju melakukan pembicaraan, Jumat pekan ini. Namun, kedua pihak tampaknya masih belum menemukan kesamaan pandangan.
Dua pekan sejak aksi pendudukan kawasan bisnis, jumlah massa berkurang drastis menjadi sekitar ratusan orang di Admiralty, Causeway Bay dan Mong Kok. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah mahasiswa telah kehilangan nilai tawar terhadap pemerintah.
"Tidak banyak orang di sini. Namun, banyak orang di sini (sambil menunjuk tabletnya). Kami semua mengawasi. Jika hal buruk terjadi, kami akan kembali," ujar seorang mahasiswa Harry Lau (25 tahun), dikutip dari BBC, Kamis (9/10).
Banyak demonstran yang tersisa, seperti Lau, percaya pembicaraan tersebut penting meski pemerintah dan aktivi memiliki perbedaan pendapat. Lau mengatakan sedikit pembicaraan lebih baik daripada tidak sama sekali. Dia menambahkan harus ada dialog.