REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Brian Morton dari Asosiasi Dokter Australia menampik tudingan itu. Karena menurutnya hanya sebagian kecil saja perusahaan obat yang masih menyuguhkan dokter tawaran semacam itu. Dan bentuknya paling hanya sebatas makan siang dan pertemuan bersifat pendidikan setelah operasi.
Morton juga mendesak Asosiasi Perusahaan Obat Australia untuk menentang kampanye ini.
”Menurut saya ini kampanye yang mengada-ada dan menghina dokter. Saya lihat argumen mereka juga naïf. Dunia ini berputar ditengah pendidikan dan informasi dan perusahaan obat sebenaranya merupakan sumber penting untuk kegiatan riset kedokteran, sehingga warga Australia juga bisa menuai manfaat dari riset dan promosi obat yang mereka lakukan,”
Industri obat juga mengklaim kampanye No Advertising Please ini sebagai kampanye yang membuat pasien kondisinya semakin memburuk, karena menentang dokter untuk terus mengikuti perkembangan terbaru mengenai teknologi obat yang akan mereka gunakan untuk mengobati suatu penyakit.
“Tugas tenaga pemasaran untuk memastikan produk obat yang di produksi oleh perusahaan obat dapat digunakan secara benar dan tersedia bagi para petugas medis, dan tentu saja perusahaan obat untuk bisa menghadirkan produk obat terbaru mereka perlu melakukan penjualan obat dari produk terbaru mereka,” kata Martin Cross dari Medicines Australia.
"Di Australia banyak dokter yang berpendidikan sangat tinggi, mereka adalah orang-orang pintar dan saya tidak percaya mereka akan terpengaruh dengan tawaran sepele seperti itu," bantahnya lagi.