REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI SELATAN -- Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi nampaknya 'gerah' dengan setelah Kota Bekasi menjadi bahan bercandaan dan 'bullying' oleh para netizen di Sosmed khususnya twitter dan path. Wali Kota Bekasi pun menyebut pihak-pihak yang mem-bully wilayahnya adalah orang kurang gaul dan minim informasi.
Dalam beberapa hari terakhir wilayah Bekasi memang menjadi sasaran bercandaan dari para netizen di Sosmed. Mereka membuat meme dan komentar yang beragam mulai dari letak kota Bekasi yang dianggap terlalu jauh dari Jakarta, panasnya cuaca, kesemrawutan lalu-lintas hingga peta Kota Bekasi yang dianggap hilang.
Menanggapi hal itu Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, menyatakan para netizen yang melakukan 'bullying' di sosmed itu kurang bergaul dan minim wawasan tentang pembangunan di Kota Bekasi.
"Para netizen yang melakukan 'bulliying' itu adalah orang-orang yang minim wawasan tentang pembangunan di Kota Bekasi selama 10 tahun terakhir," ucap Rahmat pada Ahad (12/10).
Menurut Rahmat, mereka juga kurang bergaul dan memiliki cara pandang berbeda tentang pembangunan Kota Bekasi. Ia melanjutkan sejak 10 tahun lalu, pembangunan Kota Bekasi yang berbasis pada Pertanian berubah menjadi pembangunan berbasis Kota Perdagangan dan Jasa.
"Coba lihat kembali visi dan misi dari para Kepala Daerah Kota Bekasi sebelumnya. Perubahan itu sangat terlihat," ujarnya.
Rahmat menyatakan kegiatan perekonomian utama di perkotaan adalah sektor perdagangan dan jasa. Jadi, pertumbuhan kota bekasi harus disesuaikan dengan rencana struktur ruang di Rancangan Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).
Jadi, jelasnya, pembangunan hotel, mall dan pusat-pusat jasa lainnya di Kota Bekasi merupakan bentuk kepercayaan investor terhadap Pemkot Bekasi. Investor-investor itu, paparnya, tidak akan sembarangan menanamkan modalnya (gambling/ bertaruh), seperti membangun mall dan pusat jasa lainnya, jika tidak percaya dengan iklim investasi di Kota Bekasi.
"Mereka percaya investasi di kota Bekasi menguntungkan karena Pemkotnya mampu memberikan jaminan regulasi/ kepastian dan perlindungan hukum, termasuk penegakan hukumnya," jelasnya.
Dimana-mana, jelasnya, pembangunan kota di dunia selalu ditopang oleh investor atau pemodal karena kecilnya kemampuan Pemerintah untuk mewujudkan pembangunan. "Sebagai putra Bekasi, saya bangga dan sangat mencinta kota bekasi. Hal ini saya tuangkan dalam bentuk pemikiran pembangunan kota melalui jurnal tata kota," tegasnya.
Walikota untuk periode kedua itu pun memhon masyarakat Kota Bekasi untuk tidak meragukan komitmen dirinya dalam membangun kota sesuai kesanggupan dan kemampuan yang bisa ia lakukan.
"Hanya orang-orang yang tidak paham dan mempunyai hati yang sempit serta iri saja yang membuat komentar-komentar 'bullying' seperti itu. Bravo Bekasi, Maju, Sejahtera dan Ikhsan," katanya.