Selasa 14 Oct 2014 22:17 WIB

PKPU dan Coca Cola Salurkan 1.000 Dus Air Minum untuk Warga Sinabung

Rep: c78/ Red: Maman Sudiaman
Simbolisasi penyerahan bantuan 1.000 dus air minum untuk warga Sinabung
Foto: dok PKPU
Simbolisasi penyerahan bantuan 1.000 dus air minum untuk warga Sinabung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -— Tanggap, peduli, beraksi. Hal inilah yang dilakukan relawan lembaga kemanusiaan Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) terhadap ribuan warga yang terkena dampak letusan Gunung Sinabung. Dari hasil pemantauan lapangan, ribuan orang sudah memasuki beberapa kantong pengungsian yang dikordinasikan pemerintah Kabupaten Karo.

Akibatdampak erupsi, para warga membutuhkan masker dan pasokan air minum selama beberapa hari ke depan di penampungan. Karenanya, PKPU dan Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) pun pasang badan, segera menyediakan apa yang pengungsi butuhkan.

“Kita harus peka untuk setiap bencana yang terjadi di negeri ini,” kata Head of Corporate Affairs, Coca-Cola Amatil Indonesia Wilson Siahaan dalam acara pemberian bantuan didampingi perwakilan PKPU Cabang Medan, Joko di Kabanjahe, Sinabung baru-baru ini. Dalam siaran persnya, Selasa (14/10) ia berharap, aksi tanggap bencana berupa pemberian bantuan ini menjadi inspirasi untuk menggerakan kebaikan negeri.

Berdasarkan keterangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), gunung tersebut meletus sebanyak lima kali sejak Senin (13/10) hingga siang tadi dan masih mengeluarkan guguran awan panas yang jangkauannya mencapai sekitar 5 kilometer. Diperkirakan letusan dengan awan panas guguran masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari-hari ke depan.

Sementara data BNPB menyebutkan, di awal letusan Gunung Sibanung, pemerintah harus mengungsikan sekitar 20 ribu  penduduk yang tinggal di sekitar Gunung Sinabung di Kabupaten Karo dan Langkat Sumatera Utara. Saat ini pengungsi yang bertahan di lokasi pengungsian tersisa sekitar 1.500 orang, sementara lainnya memilih mengungsi ke tempat lainnya yang dianggap aman.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement