REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Setidaknya lima orang tewas dan beberapa terluka ketika sebuah bom mobil yang ditanam oleh kelompok militan Al Shabaab meledak di dekat restoran di jalan yang sibuk di ibu kota Somalia, Rabu.
Al Shabaab, yang ingin menggulingkan pemerintah yang dikatakannya adalah boneka kekuatan Barat, telah sering meluncurkan serangan bom dan senjata di Mogadishu dan berjanji lebih banyak serangan setelah kehilangan kontrol kubu pesisir utama bulan ini.
"Kami mendengar ledakan besar diikuti oleh tembakan," kata Ahmed Idris yang berada di dekat restoran Market Village dekat dengan ledakan. Sebuah toko teh dan apotek menanggung beban kerusakan atas ledakan itu.
Idris mengatakan beberapa mortir mendarat di daerah itu hanya beberapa saat sebelum ledakan.
Kolonel Ahmed Abdullahi, seorang perwira polisi senior, mengatakan sekitar lima warga sipil tewas dan tujuh orang terluka yang dibawa ke rumah sakit.
Sheikh Abdiasis Abu Musab, juru bicara operasi militer al Shabaab mengatakan: "Kami berada di balik ledakan di toko teh. Kita targetkan dan membunuh banyak petugas keamanan serta pekerja istana presiden yang duduk di sana."
Istana presiden kurang dari satu kilometer jauhnya dari lokasi ledakan.
Al Shabaab juga mengaku bertanggung jawab atas serangan Ahad di restoran Oromo di mana sedikitnya tujuh orang tewas. Musab mengatakan "karena itu milik Ethiopia. Pekerja Kedutaan Ethiopia yang berada di sana."
Pasukan Ethiopia merupakan bagian dari misi Uni Afrika (AU) yang memerangi al Shabaab di Somalia.
Al Shabaab bertujuan untuk mengusir pasukan penjaga perdamaian AU yang menyediakan tulang punggung keamanan ketika Tentara Somalia dibangun kembali.
Al Shabaab telah diusir dari kota-kota di jantung selatan dan Somalia tengah dengan serangan-serangan militer Afrika dan tentara Somalia.
Pada 5 Oktober, kelompok ini kehilangan kontrol pelabuhan Barawe, yang memberikan saluran untuk impor senjata.