Sabtu 25 Oct 2014 20:27 WIB

Ulama Aceh Dilibatkan Susun Program Pemberantasan AIDS

HIV/Aids
HIV/Aids

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH --  Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengajak kalangan ulama untuk bersama pemerintah dan perguruan tinggi menyusun program penanggulangan kasus HIV/AIDS yang dinyatakan sebagai bencana sosial di daerah itu.

"Saya instruksikan dinas terkait agar bekerja sama dengan Dinas Syariat Islam, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU), Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) dan perguruan tinggi, menyusun program penanggulangan AIDS di seluruh Aceh," katanya di Banda Aceh, Sabtu (25/10).

Hal tersebut disampaikan Gubernur Zaini Abdullah menanggapi meningkatnya kasus AIDS di provinsi paling barat Indonesia itu. Berbagai pihak menyatakan prihatin terhadap meningkatnya kasus AIDS di Aceh.

"Maraknya kasus AIDS belakangan ini di Aceh merupakan bencana sosial yang harus ditanggapi segera secara bijak oleh seluruh elemen masyarakat Aceh," kata gubernur menambahkan.

Guna membendung semakin tingginya kasus AIDS di Aceh, gubernur juga menginstruksikan harus segera dilakukan langkah kongkret upaya pencegahan yang berbasis keagamaan, sosial dan kesehatan.

Zaini Abdullah juga mengimbau seluruh Pemerintah kabupaten/kota segera mencetuskan program keagamaan seperti pengajian (beut) ba'da maghrib. "Program itu penting dalam rangka melakukan pencegahan dini," kata dia.

Gubernur juga mengimbau para pemuka agama dan pendidik serta tokoh masyarakat agar terlibat aktif dalam program-program Pemerintah Aceh yang berkaitan dengan pencegahan, penyebaran dan penanggulangan HIV/AIDS.

Orang tua juga diharapkan mengambil peran dalam memberikan pembelajaran dan pemahaman tentang bahaya AIDS karena keluarga merupakan gerbang pertama dalam pergaulan anak-anak ditengah-tengah masyarakat.

"Saya intruksikan Dinas Kesehatan Aceh untuk menangani persoalan AIDS ini dengan baik dengan melakukan koordinasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia agar penanggulangan AIDS di Aceh sesuai dengan 'grand design' nasional," kata Zaini Abdullah.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement