Senin 27 Oct 2014 20:58 WIB

Jelang G20, Tiang Jalan di Brisbane Dihiasi Mural Seniman Kelas Dunia

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Menjelang pelaksanaan pertemuan Pemimpin Negara G20, pilar atau tiang jalan layang di sepanjang Merivale Street di Selatan Brisbane berubah wajah menjadi galeri seni dari sejumlah seniman jalanan kelas dunia.

Pertunjukan seni yang diberi nama Galeri Pilar Seni Jalanan yang terletak di South Bank mempertunjukan lukisan mural setinggi 7 meter karya sejumlah seniman jalanan dari seluruh Brisbane. Di antaranya adalah seniman kelahiran Brisbane termasuk Fintan Magee, Gimiks Born (alias JB) yang sengaja pulang dari luar negeri untuk menjadi bagian dari Perayaan Kebudayaan G20.

Manajer Proyek dari pertunjukan seni jalanan ini, Dan Brock mengatakan para artis yang terlibat dipilih oleh kalangan professional dibidang seni jalanan. "Kami memiliki daftar panjang seniman jalanan yang hendak dilibatkan, dan kemudian meminta masukan dari panel ahli yang terdiri dari seniman profesional di industri seni jalanan. Dan mereka sangat paham mengenai dunia street art,” katanya baruu-baru ini.

"Seluruh seniman yang terlibat berasal dari Brisbane termasuk Guido van Hetten yang selama dua tahun terakhir bekerja di Iceland dan kembali khusus untuk mengerjakan proyek ini,” tambahnya.

"Selain itu ada juga artis Fintan Magee yang kembali dari Amerika dan Gus Eagleton serta Gimiks Born,”

Menurut Brock pilar atau tiang jalan layang yang dijadikan kanvas dalam pertunjukan seni ini tepat berada di bawah jembatan rel kereta api sepanjang 60 meter persegi.

 
Manager Proyek, Dan Brock berdiri di depan mural karya seniman  Fintan McGee.
 
Warna dan kontras

Brock mengatakan seni mural yang dihasilkan mencakup kombinasi antara lukisan potret maupun abstrak yang dilukis dengan berbagai teknik dengan menggunakan cat Aerosol.

"Beberapa dari seniman menggunakan kuas cat juga, tapi kami ingin mereka tetap menggunakan alat-alat dan bahan yang biasa mereka gunakan ketika melukis mural di jalanan.”

Lukisan mural dari seniman street art Brisbane itu kemudian dilapisi cairan pelapis (coating) khusus yang diharapkan mampu melindungi mural tersebut sehingga dapat bertahan setidaknya selama 8 tahun.

Brock yakin seni mural itu tidak akan diganggu oleh seniman jalanan lainnya mengingat prosedur dan seniman yang dilibatkan dalam proyek ini seluruhnya sudah memiliki nama besar.

"Berdasarkan pengalaman saya, para seniman yang terpilih untuk terlibat dalam proyek merupakan seniman street art berkualitas dan juga telah menghasilkan karya kelas dunia, jadi sepertinya karya mereka akan tetap dihormati,”

Potret wajah lansia wanita pribumi ini dalam proses pembuatannya sang seniman berkonsultasi terlebih dahulu.
 
Seni jalanan lebih dipandang positif
Seniman jalanan, JB mengaku karyanya menunjukan karakter seorang wanita yang mewakili ibu pertiwi.

"Dia hidup didalam kayu dan melahirkan semangat positif dan tampil sebagai wanita pribumi yang mengenakan gaun yang indah,” katanya.

JB juga mengaku ini merupakan proyek mural terbesar yang pernah dikerjakannya.

"Saya menghabiskan waktu 6 hari untuk membuat mural ini. Sebelumnya saya pernah terlibat dalam membuat seni lukis jalanan di terowongan The Creek Street yang memakan waktu 9 hari,” katanya.

Dia berharap karyanya akan tetap bisa dinikmati warga pasca penyelenggaraan G20.

"Kota Brisbane perlu lebih banyak seni jalanan seperti ini yang bisa memberi kesempatan bagi warga di kota ini untuk mengapresiasi seni jalanan,”

 
Salah satu mural dalam Galeri Pilar Seni Jalanan yang menampilkan kekayaan flora dan fauna Australia.
 

 

 
 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement