REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING-- Presiden baru Afghanistan Ashraf Ghani tiba di Beijing pada Selasa (28/10). Ini merupakan bagian dari kunjungan empat harinya ke negara-negara raksasa Asia.
Channel News Asia melaporkan, Ghani datang dengan ditemani delegasi tingkat tinggi pemerintah Afghanistan. Ia diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping dan para pemimpin lainnya di Beijing, yang mencari peluang investasi lebih besar di Afghanistan.
Ghani juga akan menandatangani sebuah rancangan perjanjian bilateral. Pada Jumat (31/10) ia juga akan menghadiri Istanbul Process, yang merupakan konferensi kunci yang diselenggarakan di Beijing tahun ini.
Para analis menilai, pilihan Ghani mengunjungi Cina sebagai pilihan pertama, dalam rangkaian kunjungan luar negeri pertamanya sebagai pemimpin, menunjukkan Afghanistan mengincar hubungan ekonomi lebih dekat dengan Beijing.
"mencari sumber-sumber dukungan lain sangat penting untuk stabilitas dan pembangunan Afghanistan." kata peneliti dari Institut Hubungan Internasional Kontemporer Cina Fu Xiaoqiang pada surat kabar Global Times.
"Cina sebagai negara paling mampu di wilayah, harus jadi pilihan pertama," tambah Fu.
Peran Cina di Timur Tengah telah mendapat kecaman dari beberapa pihak, termasuk Presiden Barack Obama. Dalam sebuah wawancara dengan The New York Times, Obama menyebut Beijing sebagai 'pengendara bebas'.
Media pemerintah Cina membalasnya dengan mengatakan, tuduhan AS tak beralasan, dan hanya sebuah upaya mencari kambing hitam atas kebijakan gagalnya di Irak.