REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura menyatakan akan bergabung dengan koalisi 33 negara, untuk memerangi kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Angkatan bersenjata Singapura mengatakan, akan terus berpartisipasi dalam upaya-upaya melawan ekstremis yang menimbulkan ancaman ke negara tersebut.
Seperti dilansir Channel News Asia, Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen mengatakan pada Senin (3/11), Angkatan Bersenjatan Singapura (SAF) akan terus berpartisipasi dalam upaya-upaya melawan terorisme. Sebelumnya Singapura juga turut berperan melawan ekstremis, seperti yang terjadi di Afghanistan dalam melawan Alqaidah dan Taliban.
Ng mengatakan, kontribusi SAf akan disesuaikan dengan kemampuan, berkelanjutan dan tentunya berguna bagi koalisi. Kontribusi termasuk mengirim petugas perwakilan dan perencanaan ke markas Komando Sentral dan Gabungan Amerika Serikat Satuan Gabungan HQ.
Singapura juga akan mengirimkan pesawat tanker KC-135R untuk pengisian bahan bakar di udara dan Tim Analisis Pencitraan, yang sebelumnya dikerahkan di Irak dan Afghanistan.
"Kontribusi ini telah terbukti efektif dan dihargai oleh mitra internasional," tambahnya.
Pasukan SAF tak akan beroperasi di Irak dan Suriah. Mereka rencanannya akan membantu beroperasi di negara-negara tetangga.
"Akan ada risiko terhadap prajurit SAF saat mereka menjalankan misi mereka. Untuk mengurangi risiko ini, kami akan memastikan bahwa prajurit kami dilengkapi dengan baik, dan menerima pelatihan tambahan dalam penanganan senjata, dan berurusan dengan Improvised Explosive Devices (IEDs), serta bagaimana bereaksi terhadap pihak bertikai," kata Ng.