Selasa 04 Nov 2014 09:53 WIB

Sekjen PBB Kutuk Serangan Bom di Pakistan

Sekjen PBB Ban Ki Moon
Foto: AP
Sekjen PBB Ban Ki Moon

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa Ban Ki-moon, Senin (3/11), mengutuk serangan bom bunuh diri di dekat perbatasan Pakistan dengan India dan mengatakan "tindakan teroris" tersebut tidak pernah dibenarkan.

Pembom itu menyerang di perbatasan penyeberangan Wagha di dekat kota Pakistan Lahore pada Minggu, menewaskan 55 orang dan melukai lebih dari 120 - serangan paling mematikan yang memukul Pakistan dalam lebih dari setahun.

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan Ban "mengutuk dalam istilah terkuat serangan teroris yang terjadi kemarin. Aksi teror tersebut tidak dibenarkan dalam keadaan apapun."

Sekjen mendesak pihak berwenang Pakistan untuk membawa orang-orang yang bertanggung jawab ke pengadilan.

Ledakan bom bunuh diri menewaskan setidaknya 55 orang dan melukai lebih dari 120 lainnya pada Ahad di pintu perbatasan utama Pakistan-India itu.

Insiden bom bunuh diri itu terjadi di pintu perbatasan Wagah, Provinsi Punjab, setelah upacara penurunan bendera yang menarik ribuan wisatawan dari dalam dan luar negeri setiap harinya.

"Kami menduga ini adalah serangan bom bunuh diri. Setidaknya 55 orang tewas dan lebih dari 120 lainnya terluka. Wanita dan anak-anak juga menjadi korban," kata kepala kepolisian Punjab, Musthaq Sukhera, kepada AFP.

Bom tersebut merupakan serangan paling mematikan di Pakistan sejak insiden sama di gereja kota Peshawar yang menewaskan 80 jiwa pada September tahun lalu.

Presiden Pakistan Nawaz Sharif menyampaikan keprihatinan yang mendalam dan memberi perintah penangkapan untuk pelaku.

Sementara itu Perdana Menteri India Narendra Modi mengecam serangan pada Ahad itu.

Di pintu perbatasan Wagah, banyak orang berkumpul setiap sore untuk menyaksikan upacara penurunan bendera oleh pasukan militer yang kemudian diikuti oleh penutupan gerbang penyeberangan antara India dan Pakistan. Diduga bom meledak tidak jauh dari tempat tersebut.

Sampai saat ini masih belum jelas siapa yang bertanggung-jawab atas serangan itu.

Juru bicara Tahreek-e-Taliban Pakistan (TPP), Abdullah Bahar, menyatakan bahwa kelompoknya melancarkan bom bunuh untuk membalas dendam atas kematian mantan pemimpin Hakimullah Mehsud yang tewas akibat serangan pesawat Amerika Serikat pada tahun lalu.

Namun di sisi lain pecahan TPP, Jamat-ul-Ahrar, membantah klaim Bahar dan menyatakan bahwa kelompoknya adalah pelaku utama.

Selain bermasalah dengan kelompok pemberontak Taliban, pemerintah Pakistan juga mempunyai ketegangan dengan negara tetangga India.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement