Rabu 05 Nov 2014 13:01 WIB

Pembeli Malas Antre di SPBU, Dagangan Pengecer Bensin Laris Manis

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Indah Wulandari
Petugas mengisi BBM di salah satu SPBU di Jakarta,
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Petugas mengisi BBM di salah satu SPBU di Jakarta,

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR--Isu kenaikan bahan bakar (BBM) mendorong masyarakat Denpasar berlomba-lomba membeli BBM. Namun karena antrean yang panjang di SPBU, konsumen bersepeda motor memilih memenuhi tangki motornya dengan membeli bensin di kios atau pedagang bensin eceran.

"Ketimbang antre berlama-lama di SPBU, lebih baik saya membeli di kios aja," kata Gus Arya di Denpasar, Rabu (5/11).

Menurut Arya, biasanya setiap pagi, dua hari sekali dia membeli bensin di SPBU. Namun karena di SPBU antrean cukup panjang, dia memilih membeli bensin di kios.

Karyawan sebuah perusahaan ekspedisi itu mengatakan, dia tidak bisa antre berlama-lama, karena harus masuk ke kantor.

Berdasarkan pengamatan Republika, di sejumlah SPBU di Denpasar terlihat antrean yang cukup panjang. Di kawasan Renon misalnya, dari tiga SPBU di kawasan itu, antrean kendaraan yang membeli BBM lebih panjang dari hari biasanya.

Petugas SPBU di jalan Mahendradatta Denpasar, I Nyoman Adnyana, menyebutkan belum tahu kapan harga BBM akan naik. Namun dia mengaku, issu kenaikan itu memicu peningkatan antrean BBM. "Memang ada peningkatan," katanya.

Sementara itu, isu kenaikan harga BBM membawa berkah bagi pedagang bensin eceran. Karena sejak adanya issu kenaikan itu, pembeli bensin ke kios juga meningkat.

Menurut Hamim Fatoni, dia bisa menjual bensin sampai lima jerigen atau sekitar 160 liter sehari, padahal sebelumnya hanya dua-tiga jerigen saja.

"Umumnya yang membeli bensin ke kios karena malas antre. Biasanya mereka hanya beli satu liter, tapi kini rata-rata dua liter," katanya.

Menurut Hamim, dengan isu kenaikan arga BBM, sebagai pengecer bensin, dia juga kesulitan mendapatkan bensin untuk dijual kembali. Karena kata Hamim, hampir semua SPBU yang ada di dalam kota Denpasar harus antre.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement