REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -Hasil evalusi Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan ketiga tahun ini sebesar 5,01 persen. Angka ini turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yang mencapai 5,12 persen. Bahkan, triwulan ketiga 2014 ini merupakan pertumbuhan ekonomi terendah sejak tahun 2009.
Pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada Sri Adiningsih menyebutkan bahwa ada dua poin penting yang menjadikan pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat. "Pertama adalah daya saing kita masih rendah. Kedua, permasalahan struktural kita masih banyak," jelasnya saat dihubungi ROL, Rabu (5/11).
Untuk itu Sri menilai, untuk membangkitkan lagi investasi dan ekspor Indonesia, pemerintah harus memperbaiki tiga poin. "Ada tiga hal yang harus segera dibenahi. Perbaiki infrastruktur, permudah perizinan, dan masalah ekonomi biaya tinggi," lanjut Sri.
Di level ASEAN sendiri, peringkat daya saing Indonesia ini masih kalah dengan tiga negara tetangga, yaitu Singapura yang berada di peringkat 2, Malaysia di peringkat 20, dan Thailand yang berada di peringkat ke-31. Namun demikian, posisi Indonesia ini masih mengungguli Filipina yang berada di peringkat 52, Vietnam di peringkat 68, Laos di peringkat 93, Kamboja di peringkat 95, dan Myanmar di peringkat 134.