REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Beberapa warung nasi di Kota Tasikmalaya mulai menerapkan harga baru usai naiknya harga BBM bersubsidi. Hal tersebut dilakukan karena harga bahan baku di pasar juga mengalami kenaikan.
Salman (25 tahun) pemilik warung nasi di Jalan KHZ Musthafa, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya mengaku telah menaikkan harga menu makanan yang ia jajakan. "Per menu seperti misal telur, ikan, ayam naik Rp 500," kata Salman kepada ROL, Kamis (20/11).
Selain itu, kata Salman, harga juga naik seribu rupiah untuk beberapa menu paket dengan kombinasi nasi, sayur, telur, tahu, dan tempe. Aturan harga baru telah ia terapkan sejak hari pertama kenaikan harga BBM pada Selasa (18/11).
Menurut Salman, hal ini harus ia lakukan karena beberapa bahan baku seperti cabai dan daging ayam mengalami kenaikan. "Harga memang sudah naik sejak ambil bahan-bahan di pasar," jelasnya.
Meski harga naik, Salman berusaha tetap menjaga kepercayaan konsumen dengan tidak mengurangi porsi makanan. Selain itu, ia juga menyampaikan kepada para pelanggan bahwa harga telah naik. "Ya agar semua tahu kalau harga sudah naik. Saya sendiri tidak enak menaikkan harga tapi mau bagaimana lagi," kata Salman.
Untungnya, ujar Salman, pelanggan tidak komplain karena kenaikan harga tersebut. Salah seorang konsumen, Tahta (29) mengaku tak mempermasalahkan kenaikan harga makanan.
Warga Kelurahan Gunung Sabeulah, Kecamatan Tawang itu menilai yang terpenting pemerintah mampu memberikan perhatian pada masyarakat sehingga bisa melewati masa-masa sulit ini. "Harusnya pemerintah membantu seperti menaikkan gaji karyawan atau membantu modal usaha," ujar Tahta yang berprofesi sebagai wirausahawan.
Sementara itu, Euis pemilik warung di Jalan Siliwangi, Kecamatan Tawang juga sudah harus menaikkan harga. "Harus naik Rp 500, itu saya tempel pengumumannya di tembok," kata Euis.
Ia mengaku selama ini pelanggan warungnya belum berkurang meski harga telah naik.