REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsep konsolidasi demokrasi multikultural yang berkembang khususnya di daerah yang dilanda konflik selalu diupayakan untuk perancangan resolusi konflik. Makanya, perhelatan World Peace Forum (WPF) ke lima yang diselenggarakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerja sama dengan Cheng Ho Multiculture Trust of Malaysia dan Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC) pada 20-23 November 2014 menjadi penting guna mengupayakan perdamaian dunia.
Menanggapi misi utama WPF, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyebut, semua warga yang berbangsa dan bernegara wajib menjaga ketertiban dunia dan menebarkan kedamaian. "Dan umat Islam Indonesia berpeluang besar menjadi model perdamaian dunia," tuturnya, Kamis malam (20/11) di gedung Nusantara IV DPR RI, ditemui sebelum acara WPF dibuka. Dikatakannya pula, kerukunan dan perdamaian di bumi Indonesia dan dunia mesti dijaga, sebab hal tersebut merupakan amanat konstitusi sebagaimana disebut dalam alenia keempat UUD 1945.
Sebelumnya, acara pembukaan WPF sekaligus juga merayakan milad Muhammadiyah ke-102. Makanya, acara dimeriahkan pula dengan pertunjukan seni budaya Islam. Turut hadir pula dalam upacara pembukaan ini Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Zulkifli Hasan, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, dan Ketua Cheng Ho Multiculture Trust of Malaysia, Tan Sri Lee Kim Yew dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Ketua Pelaksana Acara WPF, Andar Nubowo menyebut, acara mengundang dua ratus orang peserta yang akan berdialog, memperlajari akar konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia mulai dari konflik di Afrika Tengah, Semenanjung Balkan, kawasan Thailand selatan, Filipina selatan, dan Indonesia yakni Aceh dan Maluku.