REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisruh internal Golkar saat ini membuktikan karma politik itu nyata. Dulu senior Golkar, Muladi, dipecat Akbar Tanjung ketika masih ketum, gegara ikut gerbong SBY. "Dan kemarin, Muladi sebagai ketua mahkamah partai Golkar berbalik memecat orangnya Akbar Tanjung, Aburizal Bakrie, dari jabatan ketua umum Golkar," ungkap pengamat politik indexpolitica, Deni. Charter, di Jakarta, Rabu (26/11).
Muladi dinilai memihak ke grup Agung Laksono cs yang dekat dengan JK dengan membentuk presidium penyelamatan partai. "Diprediksi Golkar akan terpecah dua seperti PPP. Hal yang biasa dalam politik karena ada Game of Power disini," imbuh Deni.
Menurutnya, kekuasaan dapat dengan mudah mengacak-acak sebuah partai. Ical ditentang karena dianggap melawan arus tradisi Golkar. Dalam sejarahnya Golkar selalu berada di dalam pemerintahan. Tapi Ical berusaha bertahan karena keinginan untuk tetap memperkokoh KMP di parlemen yang dalam hal ini dipimpin oleh Ical sendiri.
Sementara itu, pengamat politik Konsep Indonesia (Konsepindo), Veri Muhlis Ariefuzaman, menyatakan Golkar cukup punya pengalaman mengelola konflik. Seharusnya perbedaan sebesar apapun idealnya bisa dijembatani jika para pihak saling mengerti. "Hanya memang regenerasi di Golkar akan terlihat mandeg bila para sesepuh masih tetap ingin manggung," imbuhnya.