REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berita mengenai ancaman balik Malaysia terhadap kebijakan laut Jokowi rupanya tidak benar. Sebab hingga saat ini isu tersebut tidak dibenarkan oleh pemerintah Indonesia sendiri.
WNI di sana merasa aman-aman saja. Bahkan Malaysia sedang sibuk mengurusi persiapan Pemilihan Umum. "Di sini tidak ada berita Malaysia ancam Indonesia. Ada juga Jokowi yang ancam Malaysia. Itu juga sekilas. Selebihnya sibuk dengan acara UMNO (partai penguasa)," kata Irawan Febianto, WNI yang tinggal di negara tetangga sebagai pelajar S3, Sabtu (29/11).
Sebagai warga negara Indonesia asli, Irawan tidak pernah merasa diperlakukan tidak baik oleh pemerintah Malaysia. Hal serupa pun disampaikan oleh Khadijah TKI yang bekerja sebagai buruh pabrik di Malaysia. "Saya tidak pernah mengalami perlakuan yang buruk dari pemerintah Malaysia," katanya.
Menurutnya kondisi negeri jiran justru lebih kondusif jika dibandingkan dengan Indonesia. Bahkan di Malaysia orang-orang Tionghoa sangat menghormati warga melayu. Tidak seperti di Indonesia dimana orang Tiongkok menganggap rendah orang pribumi. Walaupun memang tidak seluruhnya seperti itu.
Ketidakbenaran ancaman tersebut pun disampaikan melalui pernyataan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene. "Tidak ada ancaman dari Malaysia. Kalau soal kapal yang ditenggelamkan silahkan konfirmasi ke Kementerian KP," tuturnya.
Jika pun ada permasalahan yang muncul terkait TKI dan WNI, pemerintah akan segera bertindak. Sebagaimana apa yang disampaikan Nusron Wahid Ketua BNP2TKI, "Jika ada masalah kami akan melindungi TKI di sana. Karena perlindungan merupakan hak dasar dari setiap warga negara."