REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan serangan udara telah menyebabkan kehancuran parah pada sasaran ISIS, namun pertempuran bisa berlangsung bertahun-tahun.
Saat ditanya apakah ada ketakutan Suriah akan berakhir seperti Irak dan Libya, Assad menjawab seorang kapten tidak memikirkan mengenai kematian atau kehidupan, tapi hanya memikirkan menyelamatkan kapalnya.
"Jika dia memikirkan mengenai tenggelamnya kapal, semua orang akan mati. Saya melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan negara," kata dia dalam wawancara yang dilakukan Jumat pekan lalu di Damaskus, seperti yang dilansir dari Reuters, Kamis (4/12).
Assad mengatakan dia tidak pernah bertujuan untuk tetap menjadi presiden sebelum, selama atau setelah konflik dalam negeri Suriah. Dia mengatakan bersedia bekerja sama dengan pemerintah Perancis jika memiliki kepentingan yang sama.
Namun, imbuhnya, Presiden Francois Hollande berseberangan dengan kepetingan rakyat Suriah dan Perancis. Perancis mendukung gerilyawan yang menentang Assad. Pasukan Perancis ambil bagian dalam serangan udara terhadap ISIS di Irak, tapi tidak di Suriah.
"Saya bukan musuh pribadi atau lawan Hollande. Saya pikir Daesh adalah lawannya, popularitas mereka sama," ujar Assad merujuk pada tingkat kepopuleran Hollande yang rendah, yakni 12 persen.