REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ASEAN dan Korea Selatan mendorong partisipasi perempuan dan pemuda dalam membangun kerjasama Usaha Kecil Menengah (UKM) pada seminar "Partisipasi Pemuda dan Perempuan dalam Pembangunan UKM," yang dilaksanakan di Siem Reap, Kamboja, akhir pekan lalu.
Seminar tersebut berfokus pada kerjasama ASEAN-Korsel dalam pengembangan UKM, perdagangan dan hubungan ekonomi, masalah ekspor dan inovasi, dan peran pemuda dan perempuan di sektor UKM, menurut keterangan pers dari Sekretariat ASEAN di Jakarta, Selasa (9/12).
Seminar ini diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Kamboja.
Direktur Jenderal direktorat ASEAN-Kamboja Nong Sakal, Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Kamboja, menyoroti bahwa 2014 merupakan tonggak untuk hubungan ASEAN-Korsel karena kedua belah pihak menandai HUT ke-25 hubungan dialog ASEAN-ROK.
Nong Sakal mengatakan bahwa keterlibatan perempuan dan pemuda dalam angkatan kerja secara signifikan dapat meningkatkan pendapatan per kapita dan pertumbuhan PDB (Pendapatan Domestik Bruto) di pasar negara berkembang.
Seminar tersebut diadakan untuk menyediakan landasan bagi kaum muda dan perempuan pengusaha dari negara anggota ASEAN dan Korsel untuk bertukar pandangan mengenai tantangan dan peluang sektor UKM.
Mengingat peran integral UKM yang diberikan dalam pembangunan ekonomi ASEAN dan Korsel, serta bertujuan untuk mendorong kaum muda dan perempuan dalam partisipasi UKM dalam rantai pasokan dan untuk memperkuat daya saing mereka, fleksibilitas dan kesinambungan bisnis.
Seminar tersebut juga mencatat peran yang kuat dari kaum muda dan perempuan dalam membangun komunitas ASEAN dan menyoroti tantangan utama yang dihadapi pengusaha muda dan perempuan.
Tantangan tersebut antara lain mengenai informasi yang tidak memadai atas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan peluangnya, terbatasnya keterampilan dan pemahaman tentang isu-isu kewirausahaan dan pola pikir yang tidak menganggap kewirausahaan sebagai pilihan karir yang baik, dukungan memadai dari pemerintah, dan kurangnya infrastruktur serta pembiayaan.
Untuk memperkuat partisipasi pemuda dan perempuan dalam bisnis dan pengembangan UKM, peserta mendesak agar pengusaha muda dan perempuan diberikan peningkatan kapasitas lebih.
Kemudian seminar tersebut juga ditargetkan pada kebutuhan spesifik seperti membangun landasan maya (e-platform) untuk pengusaha muda dan perempuan untuk berinteraksi dan jaringan pada isu-isu ASEAN.
Selain itu juga untuk mempromosikan kebijakan pemerintah yang lebih baik dalam mendukung UKM (termasuk kebijakan dan mekanisme untuk mendukung inovasi), memastikan ketersediaan mekanisme pembiayaan alternatif dan pembentukan mekanisme monitoring yang kuat untuk memastikan program-program yang dilaksanakan dan berkelanjutan.