Rabu 10 Dec 2014 09:39 WIB

Stabilitas Wilayah Jadi Agenda Pembicaraan KTT GCC

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA --  Para pemimpin di negara-negara teluk mengadakan pertemuan puncak melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) di ibukota Qatar, Doha, Selasa (9/12). Pertemuan ini untuk menuntaskan strategi umum melawan ancaman dari ekstremisme Islam dan jatuhnya harga minyak, dan membicarakan stabilitas wilayah.

Berbicara pada pembukaan KTT, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani mengatakan, pertemuan dilakukan saat keadaan regional dan internasional sangat kompleks.

"Saya berharap KTT akan menandai peluncuran tanda kerja sama GCC,’’ katanya seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Rabu (10/12).

Pada hari yang sama, Putra Mahkota Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud, Perdana Menteri Uni Emirat Arab (UEA) dan Wakil Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum disambut oleh Emir Qatar saat tiba di Doha.

Kemudian Raja Bahrain Hamad bin Isa al-Khalifa, Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah, dan Wakil Perdana Menteri Oman Sayyid Fahd bin Mahmoud al-Said juga diterima oleh Pangeran Tamim.

Para pemimpin anggota GCC itu diperkirakan akan membahas hubungan dengan negara tetangga Iran, hingga integrasi ekonomi.

Kerusuhan di Suriah, Irak, dan Yaman juga diperkirakan tidak luput jadi tema pembahasan. Qatar yang mendukung Ikhwanul Muslimin telah menyebabkan kecekcokan dengan sesama anggota GCC seperti Arab Saudi, Bahrain dan UEA.

Baru-baru ini negara-negara Teluk melakukan upaya bersama untuk rekonsiliasi. Pada pertemuan darurat pada 16 November di Riyadh, Arab Saudi, para pemimpin GCC telah setuju untuk membuka lembaran baru dalam hubungan antaranggota negara teluk setelah Qatar dituduh mendestabilisasi wilayah dengan mendukung gerakan-gerakan Islam, yaitu Ikhwanul Muslimin.

Sedangkan UEA dan Arab Saudi memiliki keduanya mengkategorikan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement