Rabu 10 Dec 2014 16:24 WIB

Revisi Doa di Sekolah, NU: Yang Penting Bukan Dasar Doanya yang Diubah

Seorang guru mengawasi siswa kelas 2 belajar di lantai di Sekolah Dasar Negeri 3 Sesetan Denpasar, Bali, Kamis (2/10).
Foto: Antara
Seorang guru mengawasi siswa kelas 2 belajar di lantai di Sekolah Dasar Negeri 3 Sesetan Denpasar, Bali, Kamis (2/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Nahdathul Ulama (NU), Marsudi Syuhud ikut menanggapi terkait wacana Mendikbud yang akan merevisi doa di sekolah. Menurutnya, selagi tidak mengubah esensi dari dasar doa, maka kebijakan itu tidak menjadi masalah.

"Yang penting bukan dasar doanya yang diubah," ujar Marsudi saat dihubungi ROL, Rabu (10/12).

Marsudi menjelasakan, selama ini beberapa sekolah sudah melakukan tata tertib (tatib) doa yang sesuai. Menurutnya, beberapa sekolah sudah menerapkan tersebut dengan berucap 'Marilah Kita Berdoa Sesuai Dengan Kepercayaan Masing-masing'. Marsudi menegaskan cara yang demikian sudah tepat dilakukan.

"Kalau Islam ya secara Islam seperti dengan baca Al-Fatihah dan yang lainnya juga menyesuaikan dengan cara agama mereka masing-masing," ujarnya. Menurut Marsudi, cara pengawalan doa seperti itu sudah diketahui oleh publik. Marsudi juga mengatakan, sebagian besar masyarakat Indonesia telah melakukannya.

Jadi, kata Marsudi, sebenarnya tatib doa di sekolah tidak mengalami masalah. Menurutnya, anggapan ini dikarenakan sebagian besar sekolah sudah menggunakan cara berdoa yang tepat.

Sebelumnya, Anies Baswedan merencanakan akan merevisi tata tertib berdoa di sekolah. Hal ini dilakukan karena ada keluhan dari kaum minorita. Kaum minoritas menganggap sebagian besar sekolah umum menggunakan doa yang merujuk pada suatu agama.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement