REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Citra satelit terbaru menunjukkan Korea Utara tidak mungkin untuk menindaklanjuti ancaman uji nuklirnya dalam waktu dekat, kata "think tank" Amerika Serikat, Kamis.
Pyongyang telah mengangkat kemungkinan apa yang akan menjadi uji coba nuklir keempat di negara tertutup itu dalam menanggapi resolusi PBB yang mengutuk catatan HAM-nya.
Namun Lembaga AS-Korea di Universitas Johns Hopkins mengatakan, analisis gambar satelit terbaru dari situs uji coba nuklir Punggye-ri mengungkapkan tidak ada tanda-tanda persiapan untuk satu uji coba ledakan.
"Berdasarkan tingkat rendah aktivitas tidak mungkin bahwa Korea Utara akan melakukan uji coba nuklir dalam dua sampai tiga bulan ke depan," kata lembaga itu yang memantau ketat situs 38 jejaring sosial Korea Utara, seperti dilansir dalam AFP, Jumat (12/12).
Pihaknya mencatat bahwa persiapan untuk tes terakhir pada Februari 2013 telah terlihat selama beberapa bulan sebelumnya. Sementara gambar terbaru memang menunjukkan ada pekerjaan di Punggye-ri, tetapi hal itu muncul ketika difokuskan pada fasilitas untuk mempertahankan masa depan negara secara keseluruhan," kata lembaga itu.
Korea Utara telah mengancam akan melakukan uji coba nuklir pada bulan lalu setelah PBB mengadopsi resolusi yang mendorong Dewan Keamanan merujuk Pyongyang kepada Pengadilan Pidana Internasional atas tuduhan kejahatan kemanusiaan.
Resolusi itu mengambil banyak waktu dari pekerjaan penyelidikan PBB yang menyimpulkan, bahwa Korea Utara melakukan pelanggaran hak asasi manusia tak sesuai dalam dunia kontemporer.
Korea Utara telah diketahui jatuh dua kali dalam menanggapi tekanan PBB sebelumnya.