REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo menetapkan status Darurat Bencana. ''Penetapan status ini diputuskan menngingat skala bencana yang terjadi kali ini cukup luar biasa,'' jelas Wakil Bupati Banjarnegara, Hadi Supeno, Jumat (12/12).
Dia menyatakan, sejak empat hari terakhir wilayah Banjarnegara terus-menerus dihantam bencana. Antara lain bencana longsor, tanah bergerak dan banjir akibat meluapnya sungai Serayu terjadi di berbagai tempat.
''Sampai saat ini, jumlah lokasi longsor yang terjadi sepanjang dua hari hari terakhir tercatat terjadi 67 titik dan melanda 30 desa di 12 kecamatan,'' kata Hadi Supeno menerangkan.
Belum lagi ditambah masih adanya ratusan warga Dusun Pecil Desa Karangtengah Kecamatan Wanayasa yang terpaksa tinggal di pengungsian dan tidak mungkin kembali ke tempat tinggal semula karena struktur tanah yang terus bergerak.
Dengan status bencana ini, Wabup menyatakan, bukan hanya aparatnya yang harus turun langsung membantu masyarakat yang terkena musibah, juga pemerintah pusat dan provinsi.
Mereka bisa segera memberikan bantuan untuk membantu warga yang tertimpa bencana. ''Dengan skala bencana seperti sekarang ini, Pemkab tidak akan sanggup jika harus mengatasi sendiri,'' katanya.
Bantuan yang dibutuhkan, antara lain kendaraan alat berat yang bisa ditempatkan di daerah wilayah utara Banjarnegara dan juga bantuan genset. Kedua jenis bantuan tersebut, menurutnya sudah dimintakan ke Pemerintah Provinsi Jateng.
''Bila kita mendapat bantuan alat berat, maka alat berat itu akan kita tempatkan di wilayah utara Kabupaten Banjarnegara yang memang rawan longsor. Dengan demikian, bila sewaktu-waktu terjadi longsor, tidak perlu lagi harus didatangkan dari wilayah Kota yang lokasinya cukup jauh,'' katanya.
Sedangkan bantuan genset sangat dibutuhkan bagi warga yang kini mengungsi, dan kemungkinan akan adanya lagi warga yang menugungsi. Seperti di lokasi pengungsian warga Pecil Desa Karangtengah, hingga saat ini pasokan listrik di daerah tersebut masih terputus sehingga bila malam menjadi gelap gulita.
''Kalau ada bantuan beberapa genset, maka genset tersebut akan kita tempatkan di lokasi pengungsian,'' jelasnya.
Sedangkan bantuan dari pemerintah pusat yang diharapkan Pemkab Banjarnegara, adalah bantuan dana untuk menyiapkan lahan relokasi warga Pecil. ''Kita akan menanggung beban cukup berat, bila anggaran relokasi masih harus kita tanggung sendiri,'' katanya.
Wabup juga menyebutkan, akibat bencana banjir yang melanda kawasan DAS Serayu Kamis (11/12), penyaluran air PDAM bagi pelanggan di wilayah Kota Banjarnegara saat ini terhenti total.
Hal ini karena sarana pengolahan air PDAM yang berada di wilayah Kecamatan Sigaluh dengan memanfaatkan air Sungai Serayu, mengalami kerusakan cukup parah. ''Untuk itu, kami dari Pemkab juga meminta maaf pada semua pelanggan PDAM,'' katanya.
Wabup masih belum bisa memastikan kapan aliran air PDAM tersebut akan kembali normal. Mengenai jumlah kerugian, Wabup mengaku, hingga saat ini pihaknya masih melakukamn perhitungan. Namun dia memperkirakan, jumlahnya akan cukup besar mencapai miliaran Rupiah.