REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) membentuk 'Tim Sembilan' tidak mendapat tanggapan yang positif dari PSSI. Anggota Komite Eksekutif PSSI, Toni Apriliani, pun mempertanyakan fungsi 'Tim Sembilan' bentukan Kemenpora.
Pemerhati sepak bola sekaligus aktivis Save Our Soccer (SOS), Apung Widadi, menyatakan secara psikoligis PSSI sudah cukup tertekan.
''Hal tersebut akibat dari desakan masyarakat dan pemerintah yang mendorong perubahan, tranparansi serta akuntabilitas PSSI,'' kata Apung, saat dihubungi Republika Online melalui media sosial, Ahad (14/12). ''PSSI dipastikan akan mengeluarkan senjata andalan mereka yakni statuta FIFA.''
Apung mengatakan, kalau dugaan penyimpangan terhadap PSSI pasti banyak, mulai dari pendapatan hingga pengeluaran. Namun, inikan baru dugaaan dan perlu diaudit.
''Maka, jika PSSI tetap menutup diri dari masyarakat dan pemerintah, tentu dugaan penyimpangan tersebut semakin kuat,'' katanya.
Apung juga menyatakan Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husein, memiliki janji terhadap pemerintah dan masyarakat pecinta sepak bola. Sebab, dulu visi dan misi Djohar adalah tranparansi di tubuh PSSI.
Namun, Apung menilai Djohar tidak pernah memenuhi janjinya tersebut. ''Dosa besar Djohar adalah bohong kepada masyarakat sepak bola,” tegas Apung.