REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana PT Pertamina (Persero) menaikkan tarif elpiji 12 kg pada Januari 2015 dinilai tidak tepat. Pasalnya, harga gas dan liquid petroleum gas (LPG) dunia sedang mengalami tren penurunan harga.
Anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi mengatakan, rencana menaikkan tarif elpiji 12 kg sebaiknya ditunda. ''Harga LPG lagi turun,'' kata dia kepada ROL, Senin (15/12) siang.
Menurut Kurtubi, keputusan untuk menaikkan tarif elpiji akan menimbulkan respons resisten dan kritik keras. Alasannya, pemerintah baru saja menaikkan tarif bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di kala harga minyak mentah dunia merosot drastis.
Dia menilai, Pertamina lebih baik menunda kenaikan tarif elpiji 12 kg. Pasalnya, walaupun menjual rugi elpiji jenis jumbo tersebut, kerugian itu dipotong dari deviden yang diserahkan perusahaan pelat merah itu kepada pemerintah.
Lalu, lanjut dia, berbagai pihak akan mengkritik keras kenaikan harga elpiji 12 kg di saat harga LPG dunia turun. ''Dari sisi politik kurang tepat,'' jelas dia.